Friday, 23 March 2012

Euthyphro



Oleh Plato
 

Euthyphro: Mengapa kamu meninggalkan Lyceum, Socrates? dan sekarang sedang apa kamu di serambi Archon? Tidak mungkin kamu melakukan sebuah tindakan di hadapan raja, seperti yang aku lakukan.

Socrates: Orang-orang Athena tidak menyebutnya sebagai sebuah tindakan, Euthyphro, tetapi sebuah penuntutan.

Euthyphro: Apa? Tampaknya seseorang telah menuntutmu, karena aku tidak bisa percaya bahwa kamu adalah penuntut orang lain.

Socrates: Tentu saja tidak.

Euthyphro: Kemudian seseorang telah menuntutmu?

Socrates: Ya.

Euthyphro: Siapa?

Socrates: Aku tidak begitu mengenalnya, Euthyphro. Ia seorang muda yang kurang dikenal. Bagaimanapun, namanya adalah Meletus, dan ia dari deme Pitthis. Mungkin kamu bisa mengingat Meletus orang Pitthis, hidungnya melengkung, rambutnya lurus panjang, dan janggutnya tumbuh sedikit.

Euthyphro: Tidak, aku tidak mengingatnya, Socrates. Tetapi tuntutan macam apa yang ia bawa terhadapmu?

Socrates: Tuntutan macam apa? Baik, sebuah tuntutan yang sangat bersungguh-sungguh, di usianya yang muda, ia telah memahami sebuah persoalan yang sangat penting, memperlihatkan banyak nilai di dalam dirinya. Karena ia mengatakan bahwa ia mengetahui bagaimana pemuda terburukkan dan orang yang menjadi pemburuk mereka. Aku menyangka ia haruslah seorang yang bijaksana, dan aku kebalikan dari orang yang bijaksana, ia telah menemukanku, dan hendak menuntutku dari memburukkan teman-teman mudanya. Dan kepada ini ibu kita Negara akan menjadi juri. Dari semua orang-orang politik ia saja satu yang tampak kepadaku memulai di dalam jalan yang benar, karena jalan yang benar adalah dengan  penanaman kebaikan di dalam pemuda, seperti seorang petani yang baik. Demikianlah Meletus, mungkin, pertama-tama membersihkan kami yang memburukkan tunas-tunas muda, sebagaimana ia katakan. Kemudian setelah ini ia akan menangani cabang-cabang yang lebih tua, dan jika ia melanjutkan sebagaimana ia memulai, ia akan menjadi seorang penyumbang besar kepada Negara.

Euthyphro: Aku berharap ia bisa. Tetapi aku lebih khawatir, Socrates, bahwa akan sebaliknya yang menjadi kebenaran. Pendapatku adalah bahwa di dalam menyerangmu ia secara sederhana melepaskan sebuah pukulan terhadap jantung Negara. Tetapi ia mengatakan apa yang kamu lakukan yang memburukkan pemuda?

Socrates: Hal-hal yang tidak masuk akal, saat pertama mendengarnya membuatku takjub. Ia mengatakan bahwa aku adalah pembuat dewa-dewa, dan bahwa aku menciptakan dewa-dewa baru dan tidak memercayai dewa-dewa yang lama. Ia menuntutku demi dewa-dewa yang lama ini, katanya.

Euthyphro: Aku memahami, Socrates; itu karena kamu sering mengatakan tentang pertanda yang biasa mendatangimu. Ia berpikir bahwa kamu adalah seorang neologia, dan ia akan membawamu ke hadapan persidangan untuk ini. Ia mengetahui bahwa tuntutan semacam demikian akan segera didukung oleh orang-orang, sebagaimana aku sendiri cukup mengetahuinya, karena mereka menertawaiku dan menganggapku gila ketika aku berbicara tentang hal-hal ilahiah, di dalam perkumpulan tentang, dan meramalkan masa depan kepada mereka. Walaupun demikian setiap kata yang aku katakan adalah benar. Tetapi mereka mencemburui kita semua, dan kita harus berani dan menghadapi mereka.

Socrates: Tawa mereka, teman Euthyphro, bukanlah persoalan yang perlu dipertimbangkan. Karena seorang mungkin dianggap bijaksana; tetapi orang-orang Athena, aku menduga, tidak melakukan banyak menyusahkan diri mereka sendiri tentangnya sampai ia mulai menanamkan kebijaksanaannya kepada orang-orang yang lain, dan kemudian untuk suatu alasan atau yang lain, mungkin, sebagaimana kamu katakan, dari kecemburuan, mereka marah.

Euthyphro: Aku tidak pernah mencobai amarah mereka di dalam jalan ini.

Socrates: Tidak, mungkin mereka menganggap kamu terjaga di dalam sikapmu, dan tidak berkeinginan untuk menanamkan kebijaksanaanmu. Tetapi aku memiliki sebuah kebiasaan baik menumpahkan diriku sendiri kepada setiap orang, dan bahkan akan membayar untuk seorang pendengar, dan aku khawatir bahwa orang-orang Athena mungkin menganggapku terlalu suka berbicara. Sekarang jika, sebagaimana aku telah katakan, mereka akan tertawa kepadaku, sebagaimana kamu katakan bahwa mereka tertawa kepadamu, mungkin akan bukan tidak menyenangkan untuk melewati waktu di dalam persidangan dengan gurauan-gurauan dan tertawaan-tertawaan; tetapi jika mereka bersungguh-sungguh, para peramal semacam kamu saja yang bisa mengira ujungnya.

Euthyphro: Aku berani mengatakan bahwa urusan tersebut akan berakhir di dalam bukan apa-apa, Socrates, dan bahwa kamu akan memenangi hal dirimu; dan aku berpikir bahwa aku harus memenangi milikku.

Socrates: Dan apa gugatanmu, Euthyphro? Apakah kamu penuntut ataukah yang pembela?

Euthyphro: Aku penuntut.

Socrates: Kepada siapa?

Euthyphro: Seorang yang mereka menganggapku gila karena menuntutnya.

Socrates: Mengapa, apakah kamu menuntut seseorang yang bersayap sehingga akan terbang?

Euthyphro: Tidak, ia tidak bisa terbang di masa tuanya.

Socrates: Siapa?

Euthyphro: Ayahku.

Socrates: Ayahmu! temanku yang baik?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Dan terhadap apa ia dituduhkan?

Euthyphro: Terhadap pembunuhan, Socrates.

Socrates: Heracles! Euthyphro, kebanyakan orang tidak mengetahui letak kebenaran. Aku meyakini bahwa tidak setiap orang bisa secara benar melakukan hal yang kamu lakukan, tetapi hanya orang yang luar biasa, yang telah membuat langkah-langkah besar di dalam kebijaksanaan.

Euthyphro: Memang, Socrates, ia harus demikian, demi Zeus.

Socrates: Aku menduga bahwa orang yang dibunuh oleh ayahmu adalah salah satu kerabatmu, secara jelas demikian; karena jika ia orang asing kamu akan tidak pernah berpikir untuk menuntutnya.

Euthyphro: Menggelikan, Socrates, kamu memperhitungkan seorang kerabat ataukah seorang asing yang dibunuh; dan bukan melihat jika yang dibunuh tersebut dibunuh secara adil. Jika secara adil, kemudian tugasmu adalah meninggalkan persoalan tersebut; tetapi jika secara tidak adil, kemudian bahkan jika sang pembunuh hidup di bawah atap yang sama denganmu dan makan di meja yang sama, melajutkan melawannya. Karena kecemarannya sama jika kamu berhubungan secara sadar dengan orang yang semacam demikian dan tidak menyucikan dirimu dengan melanjutkan menuntutnya. Sekarang orang yang mati tersebut adalah orang miskin yang bergantung kepadaku, dan ketika kami bertani di Naxos, ia bekerja di sana di lahan kami. Suatu hari ia mabuk dan bertengkar dengan salah satu budak di rumah kami, dan ia membunuhnya. Ayahku mengikat tangan dan kakinya dan melemparkannya ke dalam sebuah lubang, dan kemudian mengirim seseorang ke Athena untuk menanyai seorang peramal tentang hal yang ia seharusnya lakukan. Sementara itu ia tidak pernah memedulikan tentang ia, karena menganggapnya sebagai seorang pembunuh; dan berpikir bahwa tidak ada pelanggaran besar akan terjadi bahkan jika ia mati. Sekarang ini yang benar-benar terjadi. Karena demikianlah pengaruh dari dingin dan lapar dan rantai terhadapnya, sehingga sebelum utusan tersebut kembali dari peramal, ia mati. Dan ayahku dan keluargaku marah denganku karena memihak pembunuh tersebut dan menuntut ayahku. Mereka mengatakan bahwa ia tidak membunuhnya, dan bahwa jika ia melakukannya, orang mati tersebut hanyalah seorang pembunuh, dan aku seharusnya tidak peduli; karena tidak saleh seorang anak yang menuntut seorang ayah, mempertunjukkan bahwa sangat sedikit mereka mengetahui hal yang para dewa anggap sebagai kesalehan dan ketidaksalehan.

Socrates: Demi Zeus, Euthyphro! Dan apakah pengetahuanmu terhadap agama dan hal-hal saleh dan tidak saleh sedemikian tepat, sehingga, menganggap keadaan-keadaan tersebut sebagaimana kamu menyatakan mereka, kamu tidak khawatir jika saja kamu juga melakukan sebuah hal yang tidak saleh di dalam menuntut ayahmu?

Euthyphro: Aku haruslah tidak berguna, Socrates, dan Euthyphro akan tidak berbeda dengan orang-orang yang lain, jika aku tidak memiliki pengetahuan yang tepat terhadap semua persoalan yang semacam demikian.

Socrates: Kemudian hal yang paling baik untukku adalah menjadi muridmu. Kemudian sebelum pengadilan dengan Meletus datang aku harus menantangnya, dan mengatakan bahwa aku selalu menganggap penting untuk mengetahui persoalan-persoalan agama, dan sekarang, sejak mengatakan aku bersalah dengan ketidakpedulian dan penemuan-penemuan di dalam agama, aku telah menjadi muridmu. “Meletus,” aku akan katakan kepadanya, ”jika kamu menerima Euthyphro sebagai seorang ahli agama, dan waras di dalam pendapat-pendapatnya; kamu seharusnya menganggap benar pendapat-pendapatku, dan tidak membawaku ke dalam pengadilan; tetapi jika kamu tidak menerima, kamu harus memulai dengan menuntut ia, guruku, dan yang akan menjadi kehancuran, bukan pemuda, tetapi orang tua; yaitu, aku dan ayahnya, yang ia lakukan dengan mengajariku dan menegur dan menghukum ayahnya.” Jika Meletus menolak untuk mendengarku, tetapi akan melanjutkan, dan akan tidak menukar tuntutan terhadapku kepadamu, aku mengulangi tantangan ini di dalam pengadilan. Bukankah aku bisa?

Euthyphro: Demi Zeus, Socrates; dan jika ia mencoba mendakwaku, aku yakin akan menemukan sebuah cacat di dalam dirinya; pengadilan harus memiliki jauh lebih banyak untuk dikatakan kepadanya daripada kepadaku.

Socrates: Dan aku, temanku, mengetahui ini, berkeinginan menjadi muridmu. Karena aku mengamati bahwa tidak seorangpun memperhatikanmu-tidak bahkan Meletus ini; tetapi matanya yang tajam langsung menemukanku, dan ia menuntutku untuk ketidaksalehan. Dan karena itu, di dalam nama Zeus, aku memintamu untuk memberitahukanku hal yang kamu katakan kamu sangat mengetahui, kedua-duanya sehubungan dengan pembunuhan, dan hal-hal yang lain. Apa mereka? Bukankah kesalehan di dalam setiap tindakan senantiasa sama? dan ketidaksalehan, lagi, bukankah senantiasa kebalikan dari kesalehan, dan juga sama dengan dirinya sendiri, memiliki, sebagaimana kesalehan, satu pengertian yang mentermasukkan apapun yang tidak saleh?

Euthyphro: Untuk yakin, Socrates.

Socrates: Dan apa kesalehan, dan apa ketidaksalehan?

Euthyphro: Kesalehan adalah melakukan sebagaimana yang aku lakukan; yaitu, menuntut siapapun yang bersalah dari pembunuhan, pelanggaran kesucian, atau apapun kejahatan yang serupa-jika ia ayahmu atau ibumu, atau siapapun ia- tidak membuat perbedaan; dan tidak menuntut mereka adalah ketidaksalehan. Dan silakan pertimbangkan, Socrates, kepada yang lain;-dari ajaran tersebut, maksudku, yang tidak saleh, siapapun ia, harus tidak dibiarkan tidak dihukum. Orang-orang percaya bahwa Zeus adalah yang paling terhormat dari para dewa, dan mereka menerima bahwa ia mengikat ayahnya karena ia secara buruk memangsa anak-anaknya, dan bahwa ia juga telah menghukum ayahnya untuk sebuah alasan yang serupa, di dalam sebuah cara yang tidak bernama. Dan walaupun demikian ketika aku melanjutkan melawan ayahku, mereka marah denganku. Sangat tidak bertetapan mereka di dalam cara mereka berbicara ketika tentang para dewa, dan ketika tentang aku.

Socrates: Bukankah mungkin ini menjadi alasannya, Euthyphro, mengapa aku dituduh dengan ketidaksalehan-bahwa aku tidak bisa membiarkan kisah-kisah tentang para dewa? dan karena itu aku menganggap bahwa orang-orang berpikir salah tentang diriku. Tetapi, sejak kamu yang sangat mengetahui tentang mereka menerima mereka, aku tidak bisa melakukan lebih baik daripada menyerah kepada kebijaksanaanmu yang lebih tinggi. Apa yang lain bisa aku katakan, mengakui sebagaimana aku melakukan, bahwa aku tidak mengetahui apa-apa tentang mereka? Katakanlah kepadaku, di dalam nama Zeus dewa pertemanan, apakah kamu benar-benar percaya bahwa hal-hal ini pernah terjadi?

Euthyphro: Ya, Socrates; dan hal-hal yang lebih menakjubkan, yang kebanyakan orang tidak mengetahui.

Socrates: Dan apakah kamu benar-benar percaya bahwa para dewa, berkelahi satu sama lain, dan terlibat pertengkaran-pertengkaran yang mengerikan, peperangan, dan sebagainya, sebagaimana para penyair katakan, dan dihadirkan di dalam berbagai rancangan oleh para seniman besar? Kuil-kuil penuh oleh mereka; dan terutama jubah yang dibawa ke Acropolis di Panathenea agung, berhias sulaman mereka. Apakah semua kisah para dewa ini benar, Euthyphro?

Euthyphro: Ya, Socrates; dan sebagaimana aku telah katakan, aku bisa memberitahukanmu, jika kamu suka mendengarkan mereka, banyak hal lain tentang para dewa yang akan cukup membuatmu kagum.

Socrates: Aku berani mengatakannya; tetapi kamu bisa memberitahukanku di waktu luangmu yang lain. Saat ini cobalah untuk menjawab secara lebih jelas hal yang baru saja aku tanyakan kepadamu. Karena, temanku, kamu belum memberikan jawaban yang memadai sebelumnya, ketika aku menanyakan kesalehan, kamu hanya menjawab, Melakukan sebagaimana kamu melakukan, menuntut ayahmu dengan pembunuhan.

Euthyphro: Dan hal yang aku katakan adalah benar, Socrates.

Socrates: Tidak ragu, Euthyphro; tetapi kamu akan menerima bahwa ada banyak tindakan saleh yang lain?

Euthyphro: Ada.

Socrates: Ingatlah bahwa aku bukan memintamu untuk memberikan kepadaku dua atau tiga contoh kesalehan, tetapi untuk menjelaskan ide umum yang membuat semua hal yang saleh menjadi saleh. Karena kamu mengatakan bahwa ada satu ide yang menjadikan yang tidak saleh tidak saleh, dan yang saleh saleh. Atau apakah kamu lupa?

Euthyphro: Aku ingat.

Socrates: Katakan kepadaku apa alamiah ide ini, dan kemudian aku harus memiliki sebuah dasar yang kepadanya aku mungkin memandang, dan dengannya aku mungkin mengukur tindakan-tindakan, tindakan-tindakanmu atau siapapun yang lain, dan kemudian aku harus mampu untuk mengatakan bahwa tindakan semacam demikian dan demikian adalah saleh, sebuah semacam yang lain adalah tidak saleh.

Euthyphro: Aku akan memberitahukanmu, jika kamu suka.

Socrates: Aku harus sangat suka.

Euthyphro: Kesalehan, kemudian, adalah hal yang disukai para dewa, dan ketidaksalehan adalah yang tidak disukai oleh mereka.

Socrates: Sangat baik, Euthyphro; kamu sekarang telah memberikanku macam jawaban yang aku ingini. Tetapi jika hal yang kamu katakan adalah benar ataukah tidak aku belum bisa mengatakan, walaupun aku tidak ragu bahwa kamu akan membuktikan kebenaran dari kata-katamu.

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Datanglah, kemudian, dan biarkan kita menjelaskan hal yang kita telah katakan. Bahwa hal atau orang yang disenangi para dewa adalah saleh, dan bahwa hal atau orang yang dibenci oleh para dewa adalah tidak saleh, dua hal ini bertolak-belakang satu sama lain. Bukankah itu telah dikatakan?

Euthyphro: Ia telah dikatakan.

Socrates: Dan tampak sebagai benar?

Euthyphro: Menurutku demikian, Socrates.

Socrates: Bukankah kita juga mengatakan, Euthyphro, bahwa para dewa berselisih satu sama lain, dan bertengkar dan berseteru?

Euthyphro: Ya, itu juga telah dikatakan.

Socrates: Dan macam perselisihan apa yang menciptakan perseteruan dan kemarahan? Anggap untuk contoh bahwa kamu dan aku, temanku yang baik, berselisih tentang sebuah bilangan; apakah macam perselisihan ini menjadikan kita musuh dan memisahkan kita satu sama lain? Bukankah kita bisa menyelesaikannya segera, dengan menyerahkannya kepada aritmatika?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Atau anggap bahwa kita berselisih tentang jarak, bukankah kita secara cepat menyelesaikan perselisihan-perselisihan tersebut dengan mengukur?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Dan kita mengakhiri sebuah pertentangan tentang berat dan ringan dengan menyerahkannya kepada timbangan?

Euthyphro: Yakin demikian.

Socrates: Tetapi perselisihan-perselisihan apa yang tidak bisa diputuskan demikian, dan yang karena itu membuat kita marah dan memasangkan kita berhadapan berseteru satu sama lain? Aku berani mengatakan bahwa jawabannya tidak tampak kepadamu saat ini, dan karena itu aku akan mengajukan bahwa perseteruan-perseteruan ini bangkit ketika persoalan-persoalan yang berselisih adalah yang adil dan yang tidak adil, baik dan buruk, terhormat dan tidak terhormat. Bukankah titik-titik ini yang tentangnya orang-orang berselisih, dan yang tentangnya manusia tidak mampu secara memuaskan untuk memutuskan perselisihan-perselisihan kita, kamu dan aku dan semua kita berseteru, ketika kita berseteru?

Euthyphro: Ya, Socrates. Perselisihan-perselisihan yang membuat kita berseteru adalah semacam yang kamu gambarkan.

Socrates: Para dewa, ketika mereka berselisih, mereka berselisih tentang persoalan-persoalan ini?

Euthyphro: Secara perlu.

Socrates: Mereka memiliki pendapat-pendapat yang berselisih, sebagaimana kamu katakan, tentang baik dan buruk, adil dan tidak adil, terhormat dan tidak terhormat. Akan tidak ada perseteruan-perseteruan di antara mereka, jika tidak ada perselisihan-perselisihan semacam demikian, apakah akan ada sekarang?

Euthyphro: Kamu benar.

Socrates: Kemudian para dewa di masing-masing kelompok, menyukai hal yang mereka anggap terhormat dan adil dan baik, dan membenci kebalikan dari mereka?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Tetapi, sebagaimana kamu katakan, bahwa hal-hal yang sama, dianggap sebagai benar oleh beberapa dari mereka dan dianggap salah oleh yang lain. Karena mereka berselisih tentang hal-hal ini sehingga bangkit peperangan dan perseteruan di antara mereka.

Euthyphro: Demikianlah.

Socrates: Kemudian hal-hal yang sama dibenci oleh para dewa dan disukai oleh para dewa, dan kedua-duanya dibenci dan disenangi oleh mereka?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Dan berdasarkan pandangan ini hal-hal yang sama tersebut, Euthyphro, akan saleh dan juga tidak saleh?

Euthyphro: Aku harus menganggap demikian.

Socrates: Kemudian, temanku, kamu belum menjawab pertanyaan yang aku ajukan. Karena aku tentu saja tidak memintamu untuk memberitahukan tindakan yang kedua-duanya saleh dan tidak saleh; tetapi sekarang tampak bahwa hal yang disukai oleh para dewa juga dibenci oleh mereka. Dan karena itu, Euthyphro, akan tidak mengejutkan, jika di dalam menuntut ayahmu demikian kamu mungkin saja melakukan hal yang disetuui oleh Zeus tetapi tidak dibolehkan oleh Cronos atau Uranus, dan hal yang diterima oleh Hephaestus tetapi tidak diterima oleh Hera, dan mungkin ada dewa-dewa lain yang memiliki perselisihan-perselisihan pendapat yang serupa.

Euthyphro: Tetapi aku percaya, Socrates, bahwa semua dewa setuju terhadap kepantasan menghukum pembunuh. Tidak akan ada perselisihan tentang itu.

Socrates: Baik, tetapi membicarakan manusia, Euthyphro, pernahkah kamu mendengar siapapun mengatakan bahwa ia yang membunuh siapapun secara salah, atau telah melakukan apapun yang lain secara salah, harus dilepaskan?

Euthyphro: Pernyataan-pernyataan ini adalah yang mereka selalu utarakan, terutama di dalam persidangan hukum; mereka melakukan semua macam kejahatan, dan tidak ada yang mereka akan tidak lakukan atau katakan di dalam pembelaan diri mereka sendiri.

Socrates: Tetapi apakah mereka mengaku bersalah, Euthyphro, dan walaupun demikian mereka mengatakan bahwa mereka seharusnya tidak dihukum?

Euthyphro: Tidak, mereka tidak demikian.

Socrates: Kemudian ada beberapa hal yang mereka tidak katakan dan tidak lakukan; karena aku yakin bahwa mereka tidak berani mengatakan dan menyatakan, bahwa jika mereka memang melakukan kesalahan, mereka seharusnya tidak dihukum, tetapi mereka mengatakan bahwa mereka tidak melakukan kesalahan, bukankah mereka demikian?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Kemudian mereka tidak membantah bahwa pelaku kejahatan harus tidak dihukum, tetapi mereka membantah kenyataan dari orang yang melakukan kejahatan, dan apa yang ia lakukan dan kapan?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Dan para dewa di dalam kejadian yang sama, jika kamu menerima pertengkaran mereka tentang adil dan tidak adil, dan beberapa dari mereka mengatakan sementara yang lain menyangkal bahwa ketidakadilan dilakukan di antara mereka. Karena secara yakin tidak dewa juga tidak manusia akan pernah melakukan mengatakan bahwa pelaku ketidakadilan akan tidak dihukum?

Euthyphro: Kamu benar tentang ini, Socrates, di dalam umum.

Socrates: Tetapi mereka bergabung di persoalan tentang beberapa dewa tertentu dan manusia juga demikian; dan, jika mereka memang berselisih, mereka berselisih tentang suatu tindakan yang dipertanyakan, dan yang oleh beberapa dikukuhkan sebagai adil, oleh yang lain sebagai tidak adil. Bukankah itu benar?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Baik, kemudian, temanku Euthyphro yang baik, katakanlah kepadaku, supaya ajaran dan pengetahuanku lebih baik, bukti apa yang kamu miliki di dalam pendapat bahwa semua dewa menganggap orang tersebut kehilangan hidupnya secara salah, seorang pelayan yang melakukan pembunuhan, dan dirantai oleh tuan dari orang yang ia bunuh, dan mati karena ia dirantai sebelum ia yang merantai bisa mengetahui dari para penjelas para dewa hal yang seharusnya dilakukan terhadapnya; dan bahwa di dalam sebuah kejadian semacam itu seorang anak harus melanjutkan melawan ayahnya dan menuntutnya untuk pembunuhan. Sekarang cobalah untuk memperlihatkan kepadaku secara jelas, bahwa semua dewa menganggap benar tindakan ini. Buktikan kepadaku bahwa mereka melakukannya, dan aku akan memuji kebijaksanaanmu di sepanjang hidupku.

Euthyphro: Ia akan menjadi sebuah tugas yang tidak kecil; tetapi aku bisa membuat persoalan tersebut cukup jelas kepadamu.

Socrates: Aku memahami; kamu bermaksud mengatakan bahwa aku tidak terlalu cepat mengerti sebagaimana para juri. Karena kepada mereka kamu akan yakin untuk membuktikan kenyataan bahwa tindakan tersebut tidak adil, dan terbenci kepada para dewa.

Euthyphro: Ya, memang, Socrates; setidaknya jika mereka akan mendengarkanku.

Socrates: Tetapi mereka akan secara yakin mendengarkan jika mereka mendapati bahwa kamu adalah pembicara yang baik. Ada sebuah perhatian yang datang ke dalam pikiranku sementara kamu berbicara; aku berbicara kepada diriku sendiri: “Baik, dan apa jika Euthyphro melakukan membuktikan kepadaku bahwa semua dewa menilai kematian pelayan tersebut sebagai tidak adil, bagaimana aku mengetahui lebih tentang alamiah kesalehan dan ketidaksalehan? Karena menyatakan bahwa tindakan ini mungkin terbenci kepada para dewa, masih kesalehan dan ketidaksalehan tidak secara cukup dijelaskan oleh pembedaan-pembedaan ini, karena hal yang terbenci kepada para dewa telah dipertunjukkan sebagai juga menyenangkan dan disukai oleh mereka.” Dan karena itu, Euthyphro, aku tidak memintamu untuk membuktikan ini; aku akan menganggap, jika kamu suka, bahwa semua dewa menyalahkan dan membenci sebuah tindakan semacam demikian. Tetapi aku akan mengembangkan pengertian tersebut sedemikian jauh sampai mengatakan bahwa semua dibenci semia dewa adalah tidak saleh, dan yang mereka sukai adalah saleh dan suci; dan hal yang beberapa dari mereka sukai dan yang lainnya benci adalah bukan salah satu atau juga bukan kedua-duanya. Haruskah ini menjadi pengertian kita terhadap kesalehan dan ketidaksalehan?

Euthyphro: Apa yang menghalangi, Socrates?

Socrates: Tidak ada, sejauh yang aku perhatikan, Euthyphro. Tetapi pertimbangkanlah letak dirimu, jika dengan menerima pengertian ini kamu akan lebih secara mudah mengajariku hal yang kamu janjikan.

Euthyphro: Ya, aku harus mengatakan bahwa yang disukai semua dewa adalah saleh dan suci, dan kebalikannya yang mereka semua benci, tidak saleh.

Socrates: Haruskah kita menguji kebenaran dari semua ini, Euthyphro, atau secara sederhana menerima pernyataan kita, dan yang dari orang-orang yang lain, jika saja mereka mengatakan demikian? Atau haruskah kita mencari ketepatan dari argumen tersebut?

Euthyphro: Kita harus mencari. Bagaimanapun, menurutku ini sudah benar.

Socrates: Kita harus mengetahui lebih baik, temanku yang baik, sebentar lagi. Titik yang aku harus pertama harapkan untuk memahaminya adalah jika yang saleh atau suci disukai oleh para dewa karena ia suci, ataukah suci karena ia disukai oleh para dewa?

Euthyphro: Aku tidak memahami maksudmu, Socrates.

Socrates: Aku akan berusaha bericara secara lebih jelas. Kita membicarakan membawa dan kita membicarakan terbawa, menuntun dan tertuntun, melihat dan terlihat. Kamu mengetahui bahwa di dalam semua kejadian semacam demikian ada sebuah perbedaan, dan kamu mengetahui juga di dalam apa perbedaan tersebut terletak?

Euthyphro: Menurutku aku memahami.

Socrates: Dan bukankah yang dicintai berbeda dari yang mencintai?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Baik, kemudian katakanlah kepadaku, apakah hal yang terbawa di dalam keadaan terbawa karena sesuatu membawanya, ataukah untuk suatu alasan yang lain?

Euthyphro: Tidak, itulah alasannya.

Socrates: Dan hal yang sama adalah benar terhadap yang tertuntun dan yang terlihat?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Seseorang tidak melihat suatu hal karena hal tersebut terlihat, tetapi hal tersebut terlihat karena seseorang melihatnya; seseorang tidaklah menuntun suatu hal karena hal tersebut tertuntun, tetapi hal tersebut tertuntun karena seseorang menuntunnya, atau seseorang tidaklah membawa suatu hal karena hal tersebut terbawa, tetapi hal tersebut terbawa karena seseorang membawanya. Apakah jelas, Euthyphro, hal yang aku coba katakan? aku mencoba mengatakan ini, jika sesuatu mendatang atau menjalani, ia bukan mendatang karena di dalam keadaan mendatang, tetapi ia di dalam keadaan mendatang karena ia mendatang; juga tidak ia menjalani karena ia di dalam sebuah keadaan mejalani, tetapi ia di dalam sebuah keadaan menjalani karena ia menjalani. Bukankah kamu setuju?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Bukankah yang dicintai di suatu keadaan adalah menjadi atau menjalani?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Kejadian ini sama dengan yang sebelumnya, mereka yang mencintai suatu hal, bukan mencintai hal tersebut karena hal tersebut dicintai, tetapi hal tersebut dicintai karena mereka mencintainya?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Dan apa yang kamu katakan terhadap kesalehan, Euthyphro. Bukankah kesalehan, berdasarkan pengertianmu, dicintai oleh semua dewa?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Karena ia saleh atau suci, atau untuk suatu alasan yang lain?

Euthyphro: Tidak, itulah alasannya.

Socrates: Ia dicintai karena ia suci, bukan suci karena dicintai?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Dan yang tersukai kepada para dewa tersukai kepada mereka dan dicintai oleh mereka karena mereka mencintainya?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Kemudian hal yang tersukai kepada para dewa, Euthyphro, dan hal yang suci, tidaklah sama. Mereka berbeda satu sama lain.

Euthyphro: Bagaimana maksudmu, Socrates?

Socrates: Aku bermaksud mengatakan bahwa yang suci telah diterima oleh kita sebagai dicintai dewa karena ia suci, bukan suci karena dicintai.

Euthyphro: Ya.

Socrates: Tetapi kita telah setuju bahwa hal yang tersukai kepada para dewa, tersukai kepada para dewa karena mereka mencintainya, yaitu dengan alasan cinta ini, bukan bahwa mereka mencintainya karena ia tersukai.

Euthyphro: Benar.

Socrates: Tetapi, teman Eutyphro, jika yang suci adalah sama dengan yang tersukai kepada dewa, kemudian jika yang suci dicintai karena ia suci, kemudian yang tersukai kepada dewa akan dicintai karena ia tersukai; tetapi jika yang tersukai kepada dewa adalah tersukai kepadanya kerena dicintai olehnya, kemudian yang suci akan menjadi suci karena dicintai olehnya. Tetapi sekarang kamu melihat bahwa terjadi kebalikannya, memperlihatkan bahwa mereka berbeda satu sama lain. Karena satu menjadi bisa dicintai dari kenyataan bahwa ia dicintai, sementara yang lainnya dicintai karena bisa dicintai. Demikianlah, Euthyphro, tampak bahwa ketika kamu ditanyai tentang kesucian, kamu tidak bersedia menjelaskan esensinya, tetapi kamu menyebutkan sesuatu yang terjadi kepada kesucian ini, yaitu, bahwa ia dicintai oleh semua dewa.. Tetapi kamu masih menolak untuk menjelaskan kepadaku alamiah kesucian. Dan karena itu, jika kamu suka, janganlah menyembunyikannya dariku, mulailah lagi dan katakanlah apa sebenarnya kesucian atau kesalehan, tersukai kepada para dewa atapun tidak, karena itu adalah persoalan yang tentangnya kita akan tidak berseteru. Katakanlah kepadaku secara tegas, apa kesalehan dan apa ketidaksalehan?

Euthyphro: Aku benar-benar tidak mengetahui, Socrates, bagaimana untuk mengungkapkan maksudku. Karena pernyataan apapun yang tercapai, entah bagaimana ia bergerak dan tidak bisa diam.

Socrates: Kata-katamu, Euthyphro, seperti pekerjaan pendahuluku Daedalus; dan jika aku yang mengucapkan atau yang mengemukakan mereka, kamu mungkin mengatakan bahwa argumen-argumenku pergi dan tidak teguh di tempat mereka karena aku adalah seorang keturunannya. Tetapi sekarang, sejak pemahaman-pemahaman ini adalah milikmu, kamu harus menemukan suatu cemoohan lain, karena mereka tentu saja, sebagaimana kamu sendiri menerima, mempertunjukkan sebuah kecenderungan untuk bergerak.

Euthyphro: Menurutku cemoohan tersebut sebaiknya tetap sebagaimana adanya, karena bukan aku yang membuat argumen-argumen tersebut bergerak dan tidak tetap di tempat yang sama, kamu adalah Daedalus, karena mereka akan tidak bergerak, sejauh yang aku perhatikan.

Socrates: Kemudian aku haruslah seniman yang lebih besar daripada Daedalus. Karena sementara ia hanya menjadikan penemuan-penemuannya bergerak, aku menggerakkan milik orang-orang yang lain juga. Dan hal yang paling mengagumkan dari seni diriku adalah, bahwa aku cerdas melawan keinginanku, karena aku akan menyerahkan kebijaksanaan Daedalus, dan juga kekayaan Tantalus, supaya mampu menahan kata-kataku dan menjaga mereka kukuh. Tetapi cukup tentang ini. sebagaimana aku perhatikan kamu malas, aku sendiri akan berusaha mempertunjukkan bagaimana kamu mungkin mengajariku di dalam alamiah kesalehan, dan aku berharap bahwa kamu akan tidak mengabaikan pekerjaanmu. Katakan kepadaku, kemudian, bukankah yang saleh adalah secara perlu adil?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Dan apakah, kemudian, semua yang adil adalah saleh? atau, apakah yang saleh saja semuanya adil, tetapi yang adil, hanya di dalam sebagian dan tidak semuanya, saleh?

Euthyphro: Aku tidak memahamimu, Socrates.

Socrates: Dan walaupun demikian aku mengetahui bahwa kamu jauh lebih bijaksana daripada aku, karena kamu lebih muda. Tetapi, sebagaimana aku katakan, temanku yang ditakzimkan, kelimpahan dari kebijksanaanmu membuatmu malas. Silakan desak dirimu sendiri karena tidaklah sukar untuk memahamiku. Maksudku adalah kebalikan dari hal yang dikatakan oleh penyair yang menulis: Zeus sang pencipta, ia yang membuat semua hal, engkau akan tidak menyebutkan, karena saat ada takut ada juga takzim. Sekarang aku tidak setuju dengan penyair ini. Haruskah aku memberitahukanmu di dalam mempertimbangkan apa?

Euthyphro: Dengan senang hati.

Socrates: Aku harus tidak mengatakan bahwa saat ada rasa takut ada juga takzim; karena aku yakin bahwa banyak orang menakuti kemiskinan dan penyakit, dan keburukan-keburukan sebagainya, tetapi aku tidak mendapati bahwa mereka takzim terhadap hal yang mereka takuti.

Euthyphro: Sangat benar.

Socrates: Tetapi saat ada takzim, ada juga rasa takut; karena ia yang memiliki perasaan takzim dan malu tentang pelaksanaan tindakan apapun, takut dan khawatir terhadap sebuah nama buruk.

Euthyphro: Tidak ragu.

Socrates: Kemudian kita salah di dalam mengatakan bahwa saat ada rasa takut ada juga takzim; dan kita harus mengatakan, saat ada takzim ada juga rasa takut. Tetapi tidak selalu ada takzim saat ada rasa takut, karena rasa takut adalah lebih luas, sejak takzim adalah sebuah bagian dari rasa takut. Seperti bahwa ganjil adalah sebuah bagian dari bilangan, sehingga tidak benar bahwa saat ada bilangan ada juga ganjil, tetapi saat ada ganjil ada juga bilangan. Aku menganggap bahwa kamu mengikutiku sekarang?

Euthyphro: Cukup baik.

Socrates: Itu adalah macam pertanyaan yang aku bermaksud bangkitkan ketika aku menanyakan apakah yang adil selalu saleh, ataukah yang saleh selalu adil; dan apakah tidak ada keadilan saat tidak ada kesalehan; karena kesalehan adalah sebuah bagian dari keadilan. Apakah kita bersetuju tentang ini ataukah kita berselisih?

Euthyphro: Tidak, menurutku pernyataanmu benar.

Socrates: Kemudian, jika kesalehan adalah sebuah bagian dari keadilan, aku menganggap bahwa kita harus mencari bagian apa? Jika kamu menelusuri pencarian di dalam kejadian yang sebelumnya; misalnya, jika kamu menanyaiku apakah bilangan genap, dan bagian apa dari bilangan, genap tersebut, aku seharusnya tidak memiliki kesukaran di dalam menjawab, sebuah bilangan yang menghadirkan sebuah gambar yang memiliki dua sisi yang setara. Bukankah kamu setuju?

Euthyphro: Aku setuju.

Socrates: Di dalam cara yang serupa, aku ingin kamu memberitahukanku bagian apa dari keadilan yang kesalehan atau kesucian, supaya aku mungkin memberitahukan Meletus untuk tidak melakukan ketidakadilan terhadapku, atau menuntutku untuk ketidaksalehan, sebagaimana aku sekarang secara cukup diajari olehmu di dalam alamiah kesalehan atau kesucian, dan kebalikan-kebalikan mereka.

Euthyphro: Kesalehan atau kesucian, Socrates, tampak kepadaku sebagai bagian keadilan yang memperhatikan para dewa, sementara bagian yang lain dari keadilan, memperhatikan manusia.

Socrates: Itu baik, Euthyphro; tetapi masih ada sebuah titik kecil yang aku harus suka mendapatkan pengertian yang lebih jauh, apa arti dari “perhatian”? Karena ‘perhatian’ secara sukar bisa digunakan di dalam rasa yang sama ketika diterapkan kepada para dewa sebagaimana ketika diterapkan kepada hal-hal yang lain. Misalnya, kuda-kuda dikatakan memerlukan perhatian, dan bukan setiap orang mampu untuk memperhatikan mereka, tetapi hanya seorang yang ahli di dalam perkudaan. Bukankah demikian?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Aku harus menganggap bahwa seni perkudaan adalah seni memperhatikan kuda-kuda?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Juga tidak setiap orang pantas untuk memperhatikan anjing-anjing, tetapi hanya pemburu?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Dan aku harus juga mendapati bahwa seni pemburu adalah seni memperhatikan anjing-anjing?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Sementara seni peternak sapi adalah seni memperhatikan sapi-sapi?

Euthyphro: Sangat benar.

Socrates: Di dalam cara yang serupa kesucian atau kesalehan adalah seni memperhatikan para dewa? itu akan menjadi maksudmu, Euthyphro?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Dan bukankah perhatian selalu dirancang untuk kebaikan atau keuntungan dari hal yang kepadanya perhatian diberikan? Sebagaimana di dalam hal kuda-kuda, kamu mungkin mengamati bahwa ketika diperhatikan oleh seni perkudaan mereka diuntungkan dan ditingkatkan, bukankah mereka demikian?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Dan anjing-anjing diuntungkan oleh seni pemburu, dan sapi oleh seni peternak sapi, dan semua hal lain disertai atau diperhatikan untuk kebaikan mereka dan bukan untuk luka mereka?

Euthyphro: Tentu saja, demi Zeus, bukan untuk luka mereka.

Socrates: Tetapi untuk kebaikan mereka?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Dan apakah kesalehan atau kesucian, yang telah dijelaskan sebagai seni memperhatikan para dewa, menguntungkan atau meningkatkan mereka? Apakah kamu akan mengatakan bahwa ketika kamu melakukan sebuah tindakan yang suci kamu membuat siapapun dari para dewa lebih baik?

Euthyphro: Tidak, tidak; demi Zeus, itu tentu saja bukan maksudku.

Socrates: Dan aku, Euthyphro, tidak pernah menganggap bahwa kamu melakukan demikian. Aku menanyakan maksudmu dengan 'perhatian kepada para dewa', karena menurutku kamu tidak memaksudkan sesuatu yang semacam demikian.

Euthyphro: Kamu melakukan keadilan kepadaku, Socrates; itu bukanlah macam perhatian yang aku maksudkan.

Socrates: Baik, tetapi aku harus tetap menanyaimu apa perhatian kepada para dewa yang disebut sebagai kesalehan?

Euthyphro: Ia adalah semacam, Socrates, sebagaimana para pelayan tunjukkan kepada tuan-tuan mereka.

Socrates: Aku mengerti. Maksudmu, semacam pelayanan kepada para dewa.

Euthyphro: Secara tepat.

Socrates: Perobatan juga semacam urusan atau pelayanan, dengan memandang pencapaian suatu tujuan- bukankah kamu mengatakan kesehatan?

Euthyphro: Aku harus.

Socrates: Lagi, yang melayani seni para pembuat kapal, melayani untuk menghasilkan apa?

Euthyphro: Kapal, Socrates.

Socrates: Yang melayani seni para pembangun rumah, melayani untuk menghasilkan rumah?

Euthyphro: Ya.

Socrates: Dan sekarang katakan kepadaku, temanku yang baik, tentang seni yang mengurus para dewa: apa pekerjaan yang terbantu terselesaikan? Karena kamu haruslah secara yakin mengetahui jika, sebagaimana kamu katakan, kamulah dari semua manusia yang hidup, seorang yang paling baik terdidik di dalam agama.

Euthyphro: Dan aku membicarakan kebenaran, Socrates.

Socrates: Katakan kepadaku kemudian, katakanlah kepadaku-apa pekerjaan baik ini yang para dewa selesaikan dengan bantuan pengurusan-pengurusan kita?

Euthyphro: Banyak dan baik, Socrates, pekerjaan-pekerjaan yang mereka selesaikan.

Socrates: Mengapa, temanku, dan demikian juga para jenderal. Tetapi yang terutama dari mereka secara mudah dikatakan. Bukankah kamu akan mengatakan bahwa kemenangan di dalam perang adalah yang terutama dari mereka?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Banyak dan baik, juga, pekeraan dari petani, jika aku tidak salah; tetapi pekerjaan utamanya adalah perhasilan makanan dari bumi?

Euthyphro: Secara tepat.

Socrates: Dan dari yang banyak dan indah hal-hal yang dilakukan oleh para dewa, apa satu yang utama dan mendasar?

Euthyphro: Aku telah memberitahukanmu, Socrates, bahwa untuk mempelajari semua hal ini secara tepat akan sangat melelahkan. Biarkan aku secara sederhana mengatakan bahwa kesalehan atau kesucian adalah mempelajari, bagaimana untuk membuat senang para dewa di dalam perkataan dan perbuatan, dengan doa-doa dan pengorbanan-pengorbanan. Kesalehan semacam demikian, adalah penyelamatan keluarga-keluarga dan Negara-negara, persis sebagaimana yang tidak saleh, yang membuat tidak senang kepada para dewa, adalah keruntuhan dan kehancuran mereka.

Socrates: Aku berpikir bahwa kamu bisa menjawabku di dalam jauh lebih sedikit kata-kata pertanyaan utama yang aku ajukan, Euthyphro, jika kamu memilih. Tetapi aku melihat secara jelas bahwa kamu tidak cenderung untuk mengajariku, secara jelas tidak. Jika tidak demikian, mengapa ketika kita mencapai titik tersebut, kamu berbalik? Andai kamu menajwabku aku haruslah benar-benar belajar darimu saat ini alamiah kesalehan. Sekarang, sebagaimana pemberi sebuah pertanyaan secara perlu bergantung terhadap yang menjawab, ke manapun ia menuntun, aku harus mengikuti; dan hanya bisa menanyakan lagi, apa saleh, dan apa kesalehan? Apakah kamu bermaksud mengatakan bahwa mereka adalah, sebuah ilmu berdoa dan melakukan pengorbanan?

Euthyphro: Ya, aku demikian.

Socrates: Dan melakukan pengorbanan adalah memberikan kepada para dewa, dan berdoa adalah meminta dari para dewa?

Euthyphro: Ya, Socrates.

Socrates: Berdasarkan pandangan ini, kemudian kesalehan adalah ilmu meminta dan memberikan?

Euthyphro: Kamu memahamiku secara baik, Socrates.

Socrates: Ya, temanku; alasannya adalah bahwa aku adalah penggemar ilmumu, dan memikirkannya, dan karena itu tidak ada hal yang kamu katakan akan terbuang dariku. Silakan kemudian katakanlah kepadaku, apa alamiah pelayanan ini kepada para dewa? Apakah maksudmu bahwa ia terdiri dari meminta dari mereka dan memberikan kepada mereka?

Euthyphro: Ya, aku demikian.

Socrates: Bukankah cara yang benar dari meminta adalah meminta dari mereka hal yang kita ingini?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Dan cara yang benar dari memberikan adalah memberikan kepada mereka  hal yang mereka ingini dari kita. Tidak akan ilmiah memberikan kepada siapapun hal yang ia tidak ingini.

Euthyphro: Benar, Socrates.

Socrates: Kemudian kesalehan, Euthyphro, adalah sebuah seni barter antara para dewa dan manusia?

Euthyphro: Itu adalah pengungkapan yang kamu bisa gunakan, jika kamu suka.

Socrates: Tetapi aku tidak ada memiliki kesukaan yang khusus kecuali kebenaran. Aku berharap, bagaimanapun, bahwa kamu akan memberitahukanku keuntungan apa yang ditambahkan kepada para dewa dari pemberian-pemberian kita? Karena setiap orang mengetahui hal yang mereka berikan, karena kita tidak ada memiliki hal baik yang mereka tidak berikan; tetapi bagaimana kita bisa memberikan apapun yang baik kepada mereka di dalam pengembalian adalah jauh dari jelas secara setara. Jika mereka memberikan semua hal dan kita memberikan tidak ada apapun, itu akan menjadi perniagaan yang di dalamnya kita memiliki sangat secara besar keuntungan dari mereka.

Euthyphro: Dan apakah kamu membayangkan, Socrates, bahwa apapun keuntungan ditambahkan kepada para dewa dari pemberian-pemberian kita?

Socrates: Tetapi jika tidak, Euthyphro, apa arti pemberian-pemberian yang dipersembahkan oleh kita kepada para dewa?

Euthyphro: Apa yang lain, kecuali pemberian penghormatan, dan, sebagaimana aku baru saja katakan, yang membuat mereka senang?

Socrates: Kesalehan, kemudian, adalah membuat para dewa senang, tetapi bukan menguntungkan atau tersukai kepada mereka?

Euthyphro: Aku harus mengatakan bahwa tidak ada yang bisa lebih tersukai.

Socrates: Kemudian sekali lagi ucapan tersebut diulangi bahwa kesalehan adalah tersukai kepada para dewa?

Euthyphro: Tentu saja.

Socrates: Dan ketika kamu mengatakan ini, bisakah kamu membayangkan kata-katamu tidak berdiri teguh, tetapi bergerak? Apakah kamu akan menuntutku sebagai Daedalus yang membuat mereka bergerak, tanpa melihat bahwa ada seniman yang jauh lebih besar daripada Daedalus yang membuat mereka berputar di dalam sebuah lingkaran, dan ia adalah dirimu sendiri? Atau tidakkah kamu melihat bahwa argumen tersebut telah melingkar ke titik permulaan? Bukankah kita telah mengatakan bahwa suci atau saleh tidaklah sama dengan yang dicintai para dewa? Atau apakah kamu tidak mengingatnya?

Euthyphro: Aku mengingatnya.

Socrates: Dan bukankah kamu mengatakan bahwa yang tercinta kepada para dewa adalah suci, dan bukankah ini sama dengan yang tersukai kepada mereka-apakah kamu melihatnya?

Euthyphro: Benar.

Socrates: Kemudian kita telah salah di ucapan sebelumnya; ataukah kita benar, kemudian, kita salah sekarang.

Euthyphro: Satu dari dua tersebut seharusnya benar.

Socrates: Kemudian kita harus memulai lagi dan menanyakan, apa kesalehan? Itu adalah pencarian yang aku harus tidak pernah lelah mengejarnya; dan aku memintamu untuk tidak mencemoohku, tetapi menerapkan pikiranmu sampai batas terluar, dan memberitahuku kebenaran. Karena, jika ada orang yang mengetahui, kamulah ia; dan karena itu aku harus menahanmu, seperti Proteus, sampai kamu memberitahukan. Jika saja kamu tidak mengetahui alamiah kesalehan dan ketidaksalehan, aku yakin bahwa kamu akan tidak pernah, membela seorang budak, menuntut ayahmu yang tua dengan pembunuhan. Kamu akan tidak menjalani semacam bahaya dari melakukan kesalahan di dalam pandangan para dewa, dan kamu akan terlalu memikirkan pendapat-pendapat manusia. Tetapi sekarang aku yakin, kamu merasa mengetahui alamiah kesalehan dan ketidaksalehan. Bicaralah kemudian, Euthyphro yang baik, dan janganlah menyembunyikan pengetahuanmu.

Euthyphro: Di lain kesempatan, Socrates; karena aku sedang terburu-buru, dan harus pergi sekarang.

Socrates: Wahai temanku, dan apakah kamu akan meninggalkanku di dalam keputusasaan? Aku mengharapkanmu mengajariku di dalam alamiah kesalehan dan ketidaksalehan; dan kemudian aku mungkin membersihkan diriku sendiri dari Meletus dan dakwaannya, dengan mempertunjukkan kepadanya bahwa Euthyphro telah membuatku bijaksana tentang hal-hal ilahiah, dan aku tidak lagi melalui kejahilan bertindak secara gegabah melakukan penemuan-penemuan dan perkiraan-perkiraan, dan bahwa sekarang aku akan menjalani sebuah kehidupan yang lebih baik.


Akhir Euthyphro.

1 comment: