Saturday, 19 May 2012

Phaedrus

Oleh Plato



Socrates: Phaedrus yang baik, hendak ke mana dan dari mana kamu datang?

Phaedrus: Dari Lysias, Socrates, anak Cephalus; dan aku sedang ingin berjalan-jalan di luar tembok kota. Karena aku melewatkan waktu yang panjang di sana bersama Lysias, duduk sejak awal pagi; dan atas nasihat teman kamu dan aku, Acumenus, aku akan berjalan-jalan. Karena ia berkata mereka lebih tidak melelahkan daripada jalanan raya.

Socrates: Ia benar, temanku. Kemudian Lysias, tampaknya, ada di dalam kota?

Phaedrus: Ya, di rumah Epicrates, yang dulu milik Morychus, dekat Olympieum.

Socrates: Apa percakapan kalian? Tetapi jelas Lysias menghiburmu dengan pembicaraannya.

Phaedrus: Kamu akan mendengarkannya, jika kamu berkenan berjalan bersama dan mendengarkan.

Socrates: Apa? Tidakkah kamu percaya bahwa aku memilih mendengarkan percakapanmu dengan Lysias, “suatu hal yang lebih besar daripada urusan itu sendiri,” sebagaimana Pindar katakan?

Phaedrus: Memimpinlah, kemudian.

Socrates: Bicaralah.

Phaedrus: Sebenarnya, Socrates, kamu orang yang tepat untuk mendengarkannya. Karena percakapan yang kami perbincangkan, adalah di dalam suatu cara, sebuah pembicaraan-cinta. Karena Lysias menunjukkan satu dari keindahan yang dihargai, tetapi bukan oleh seorang pecinta; inilah hal yang cerdas; karena ia mengatakan bahwa penghargaan harus diberikan kepada satu yang tidak sedang jatuh cinta daripada kepada pecinta.

Socrates: Lysias yang terhormat. Aku berharap ia akan menuliskan bahwa mereka harus diberikan kepada yang miskin daripada kepada yang kaya, kepada yang tua daripada yang muda, dan demikian juga semua kebaikan lain yang aku dan kebanyakan dari kita miliki; supaya percakapannya baik dan berlaku umum. Aku sangat ingin mendengarmu, sehingga aku tidak akan meninggalkanmu, bahkan jika kamu memanjangkan perjalananmu sampai di Megara, dan, sebagaimana Herodicus katakan, menuju tembok dan kembali lagi.

Phaedrus: Apa yang kamu katakan, Socrates? Apakah kamu menyangka bahwa aku, yang hanya orang biasa, bisa mengatakan dari ingatan, di dalam cara yang se-berharga Lysias, apakah ia, penulis paling cerdas dari masa kita, menyusun dengan senang dan memerlukan waktu yang panjang? Jauh dari demikian; dan bahkan aku akan lebih memilih kemampuan tersebut daripada sejumlah uang yang banyak.

Socrates: Wahai Phaedrus! Jika aku tidak mengenal Phaedrus, aku akan berlupa-diri. Tetapi sejak tidak ada dari hal ini yang benar, aku mengetahui dengan baik bahwa saat mendengarkan Lysias, ia tidak mendengar hanya sekali, tetapi sering memintanya mengulangi, dan ia akan mematuhi dengan gembira. Bahkan demikian tidak cukup untuk Phaedrus, tetapi akhirnya ia meminjam buku tersebut dan membaca apa yang terutama ia ingini, dan melakukan ini ia duduk dari awal pagi. Kemudian, saat ia menjadi lelah, ia pergi berjalan-jalan, dengan perkataan, sebagaimana aku percaya, demi anjing, yang telah dihafalnya, bahkan jika terlalu panjang. Dan ia pergi ke luar tembok untuk mencobanya. Dan bertemu dengan orang yang sakit dengan cinta kepada perbincangan, ia gembira ketika melihatnya, karena ia akan memiliki seseorang untuk dibagikan kegembiraannya, dan mengatakan kepadanya untuk memimpin. Tetapi ketika sang pecinta perbincangan memintanya untuk berbicara, ia berpura-pura, seolah-olah ia tidak berkemauan berbicara. Akhirnya, bagaimanapun, bahkan jika tidak satupun mendengarkan dengan kerelaan, ia harus berbicara ataupun tidak. Sehingga, Phaedrus, mintalah kepadanya untuk melakukan sekarang apapun yang ia ingin lakukan.

Phaedrus: Sebenarnya paling baik untuk aku berbicara semampu diriku; sejak jelas bahwa kamu tidak akan membiarkan aku pergi sampai aku berbicara bagaimana atau lainnya.

Socrates: Kamu memiliki pemikiran yang benar tentang diriku.

Phaedrus: Kemudian inilah yang akan aku lakukan. Sebenarnya, Socrates, aku tidak menghafal semua perkataan tersebut; tetapi aku akan mengulangi rasa umum di dalam keseluruhannya, inti-inti di dalamnya ia mengatakan bahwa pecinta lebih tinggi daripada yang tidak mencintai, memberikan mereka di dalam rangkuman, satu demi satu, dimulai dengan yang pertama.

Socrates: Ya, temanku, setelah kamu pertama-tama memperlihatkan apa yang kamu miliki di tangan kirimu, di bawah jubahmu. Aku menduga kamu memiliki percakapan yang sebenarnya. Dan jika ini hal-nya, percayalah ini dariku, bahwa aku sangat percaya kepadamu, tetapi ketika Lysias ada di sini aku tidak akan memberikan telingaku sedikitpun untuk kamu latihan. Ayolah, tunjukkan.

Phaedrus: Hentikan. Kamu merampok harapan yang kumiliki untuk latihan kepadamu. Tetapi di mana kita akan duduk dan membaca?

Socrates: Biarkan kita berbelok di sini dan pergi ke Ilissus; kemudian kita bisa duduk di manapun kita suka.

Phaedrus: Aku beruntung, tampak, di dalam bertelanjang kaki; kamu selalu demikian. Paling mudah untuk kita menyusuri saluran dengan kaki kita di dalam air, dan bukan tidak nyaman, terutama di waktu dari tahun dan hari ini.

Socrates: Memimpinlah kemudian, dan carilah tempat yang baik yang kita mungkin duduk.

Phaedrus: Apakah kamu melihat pohon platanus yang sangat tinggi itu?

Socrates: Apa dengannya?

Phaedrus: Ada naungan di sana dan hembusan angin yang sedang dan rumput untuk diduduki, atau, jika kita suka, untuk berbaring.

Socrates: Pimpinlah perjalanan.

Phaedrus: Katakanlah kepadaku, Socrates, bukankah dari suatu tempat di sekitar sini menuju Ilissus bahwa Boreas dikatakan membawa pergi Oreithyia?

Socrates: Ya, itulah kisahnya.

Phaedrus: Baik, apakah dari sini? Pemandangan aliran air sangat elok dan murni dan jernih dan cocok untuk gadis-gadis bermain.

Socrates: Tidak, tempat tersebut sekitar dua atau tiga furlong lebih jauh ke bawah, tempat kamu menyeberang ke daerah Agra; dan ada altar Boreas di suatu tempat di sana.

Phaedrus: Aku tidak pernah memperhatikan. Tetapi, demi langit, Socrates, beritahukan aku; apakah kamu percaya kisah ini benar?

Socrates: Jika aku tidak percaya, sebagaimana orang-orang bijaksana lakukan, aku tidak akan menjadi luar biasa; kemudian aku mungkin memberikan penjelasan masuk-akal, bahwa tiupan Boreas, angin utara, mendorongnya dari bebatuan saat ia sedang bermain bersama Pharmacea, dan bahwa ketika ia mati di dalam cara ini ia dikatakan terbawa oleh Boreas. Tetapi aku, Phaedrus, berpikir bahwa penjelasan demikian sangat baik secara umum, tetapi merupakan penemuan dari orang yang sangat cerdik dan patut dicemburui, untuk tidak ada alasan lain karena setelah ini ia harus menjelaskan bentuk-bentuk para Centaur, dan kemudian Chimaera, dan ada tekanan-tekanan kepadanya dari keseluruhan kerumunan makhluk semacam demikian, Gorgon dan Pegas, dan kerumunan alamiah yang aneh, yang tidak terbayangkan, yang menakjubkan. Jika siapapun tidak memercayai ini, dan dengan kebijaksanaan dari macam yang kasar, mencoba kepada menjelaskan masing-masing  di dalam hubungan kemungkinan, ia akan membutuhkan banyak waktu luang. Tetapi aku sama sekali tidak memiliki waktu luang untuk mereka; dan alasannya, temanku, adalah ini: Aku belum mampu, sebagaimana inskripsi Delfi, untuk mengetahui diriku sendiri; sehingga kepadaku tampak konyol, saat aku belum mengetahui itu, untuk menyelidiki hal-hal yang tidak berkaitan. Sehingga aku membiarkan hal-hal ini dan menerima kepercayaan umum tentang mereka, sebagaimana aku katakan sekarang, aku tidak menyelidiki hal-hal ini, tetapi diriku sendiri, untuk mengetahui jika aku adalah monster yang lebih rumit dan ganas daripada Typhon atau makhluk yang lebih lembut dan sederhana, kepadanya diberikan dewa atau cukup banyak oleh alam. Tetapi, temanku, sementara kita bercakap-cakap, bukankah ini adalah pohon yang kamu memimpin untuk kita tuju?

Phaedrus: Ya, inilah ia.

Socrates: Demi Hera, ia adalah tempat istirahat yang memesona. Untuk pohon platanus ini sangat membentang rimbun, dan batang yang tinggi dan teduh tersebut sangat indah, dan penuh berbunga, sehingga mewangi; kemudian, juga, mata air sangat indah saat mengalir di bawah pohon platanus tersebut, dan airnya sangat dingin, dirasai oleh kaki-ku. Dan tampak sebagai suatu tempat suci untuk beberapa nymph dan Achelous, menilai dari patung-patung mereka. Kemudian lagi, jika kamu suka, betapa baik dan sempurna memesona hembus-angin di tempat ini! dan suaranya memantul dengan musik musim panas dari paduan suara para jangkrik. Tetapi hal yang paling mencerahkan dari semuanya adalah rumputnya, sebagaimana ia tumbuh di lereng yang landai, cukup tebal untuk tepat membaringkan kepalamu kepadanya. Demikian kamu telah memandu orang asing secara paling baik, Phaedrus yang baik.

Phaedrus: Kamu orang yang menakjubkan dan paling bisa dikenang. Karena kamu benar-benar tampak seperti orang asing yang dipandu, dan bukan seperti penduduk asli. Kamu tidak pergi dari kota keluar dari batas, dan tampak kepadaku kamu sama sekali tidak keluar dari tembok kota.

Socrates: Maafkanlah aku, temanku yang baik. Kamu lihat, aku suka belajar. Sekarang tempat-tempat di desa dan pepohonan tidak akan mengajariku apapun, dan orang-orang di kota melakukannya. Tetapi kamu tampak menemukan pesona untuk membawaku ke luar. Sebagaimana orang-orang menuntun binatang-binatang yang lapar dengan mengguncangkan ranting di hadapan mereka dari dedaunan dan beberapa buah, demikianlah, aku pikir, kamu, dengan memegang di hadapanku percakapan di dalam buku, akan memanduku sampai ke Attica dan ke manapun kamu suka. Sehingga sekarang aku datang di sini, aku ingin berbaring, dan kamu pilihlah cara yang kamu pikir kamu bisa membaca dengan paling mudah, dan bacalah.

Phaedrus: Dengarkanlah kemudian. Kamu mengetahui apa keadaan diriku, dan kamu telah mendengar bagaimana aku berpikir bahwa untuk kepentingan kita untuk menyusun hal-hal ini. Dan aku menyatakan bahwa aku harus tidak ditolak karena aku bukan pecintamu. Untuk para pecinta menyesal kepada kebaikan yang telah mereka lakukan saat gairah mereka telah surut; tetapi tidak ada waktu untuk yang bukan-pecinta menyesal. Untuk mereka melakukan kebaikan untuk kemampuan terbaik mereka, bukan di bawah paksaan, tetapi dari keinginan-bebas mereka, berdasarkan pandangan mereka kepada ketertarikan mereka yang paling baik. Dan pula, para pecinta mempertimbangkan luka yang mereka lakukan kepada perhatian mereka kepada cinta mereka, dan keuntungan yang mereka berikan, dan mereka menambahkan kesukaran yang mereka alami, dan sehingga mereka berpikir mereka memiliki pengembalian yang cukup kepada yang tercinta; tetapi yang bukan-pecinta tidak pernah bisa mengabaikan hubungan-hubungan mereka karena keadaan mereka, tidak juga bisa mereka menggunakan sakit yang mereka derita di masa lalu, tidak juga bisa melakukan penyalahan untuk bertengkar dengan kerabat mereka; dan sehingga, sejak semua keburukan ini ditiadakan, tidak ada lagi tersisa untuk mereka tetapi untuk melakukan secara bersungguh-sungguh apa yang mereka pikir akan membuat senang yang tercinta.

Dan selain itu, jika para pecinta harus dihargai tinggi karena mereka mengatakan bahwa mereka memiliki cinta yang paling besar untuk penderita gairah mereka, sejak dua-duanya dengan kata dan perbuatan mereka siap membuat diri mereka sendiri dibenci oleh yang lainnya untuk menyenangkan yang dicintai, mudah untuk dilihat bahwa, jika apa yang mereka katakan adalah benar, kapanpun mereka mencintai setelahnya, mereka akan memedulikan cinta yang baru lebih daripada yang lama dan tentu saja akan menyakiti cinta yang lama, jika itu akan menyenangkan yang baru. Dan bagaimana seseorang bisa secara sadar memercayakan hal-hal dari macam yang penting kepada seseorang yang terpengaruh oleh penyakit yang bahkan tidak seorangpun akan mencoba menyembuhkannya? Karena mereka sendiri mengaku bahwa mereka gila, daripada di dalam pikiran yang baik, dan bahwa mereka mengetahui bahwa mereka bodoh, tetapi tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri; dan sehingga, saat mereka kembali kepada kesadaran mereka, bagaimana mereka bisa berpikir bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah baik, ketika mereka memutuskan di dalam keadaan yang semacam demikian? Dan jika kamu hendak memilih yang terbaik dari para pecintamu, pilihanmu akan terbatasi menjadi sedikit, sementara ia akan berjumlah besar, jika kamu memilih yang paling sesuai dari yang bukan-pecinta, sehingga kamu akan memiliki kesempatan yang lebih baik, di dalam memilih dari antara banyak, untuk menemukan satu yang berharga untuk kasih-sayang-mu. Sekarang jika kamu khawatir kepada pendapat umum, dan kamu takut jika orang-orang mengetahui hubunganmu kamu akan malu, pertimbangkan bahwa para pecinta percaya bahwa orang lain akan secemburu mereka kepada orang lain, mungkin akan gembira oleh pemilikan dan merasa bangga memperlihatkan kepada setiap orang bahwa mereka tidak bersusah-susah bekerja; tetapi yang bukan-pecinta, sejak mereka telah mengendalikan perasaan mereka, mungkin akan memilih hal yang terbaik, lebih daripada memperhatikan pendapat orang. Terlebih lagi, banyak akan mengetahui dan melihat para-pecinta bepergian bersama kekasih mereka dan mengerjakan urusan mereka, sehingga ketika mereka terlihat berbicara satu-sama-lain, orang-orang berpikir bahwa mereka bertemu di dalam berhubungan dengan hal-hal-cinta masa lalu ataupun masa depan; tetapi tidak ada yang akan menemukan kesalahan dari yang bukan-pecinta karena mereka bertemu, karena setiap orang mengetahui bahwa seseorang harus berbincang-bincang dengan seseorang, karena pertemanan ataupun karena menyenangkan untuk beberapa alasan. Dan kemudian, juga, jika kamu khawatir oleh pemikiran bahwa sulit untuk pertemanan bertahan, dan bahwa di bawah keadaan-keadaan lain pertengkaran apapun akan sama tidak menguntungkan kepada kedua-duanya, tetapi ketika kamu telah menyerahkan hal yang paling kamu hargai, kamu akan menjadi penderita utama. Akan lebih masuk akal untuk kamu lebih takut kepada para pecinta, karena mereka tersakiti oleh banyak hal dan mereka berpikir segala-gala yang terjadi adalah demi menyakiti mereka. Karena itu mereka mencegah orang-orang yang mereka cintai dari berhubungan dengan laki-laki lain, karena mereka takut kepada hartawan, kecuali memberikan keberuntungan yang lebih, dan kepada yang berpendidikan, kecuali mereka terbukti lebih tinggi di dalam kecerdasan, dan bersama pengawal mereka melawan pengaruh dari siapapun yang memiliki hal baik apapun yang lain. Jika sekarang mereka membuatmu yakin untuk tidak menyukai semua hal ini, mereka memasukkan-mu di dalam sebuah kematian dari teman-teman, dan jika kamu menimbang keuntunganmu sendiri dan lebih baik daripada mereka, kamu akan bertengkar dengan mereka. Tetapi mereka yang tidak di dalam cinta, tetapi yang memeroleh kepuasan ke atas keinginan mereka disebabkan oleh kebaikan mereka, akan tidak cemburu kepada mereka yang berhubungan denganmu, tetapi akan membenci mereka yang tidak mengharapkan melakukan sama, berpikir bahwa kamu tersampingkan oleh yang terakhir ini dan teruntungkan oleh yang sebelumnya, sehingga ada banyak kemungkinan bahwa mereka akan memeroleh pertemanan daripada permusuhan dari hubungan-cinta mereka denganmu. Dan kemudian, juga, banyak pecinta tergerak oleh ketertarikan badaniah sebelum mereka mengetahui sifat atau telah saling mengenal dengan hubungan-hubungan kepada yang dicintainya, sehingga tidak jelas bahwa mereka akan berharap menjadi temanmu setelah gairah mereka surut. Tetapi di dalam hal mereka yang tidak di dalam cinta, yang adalah teman-temanmu sebelum memasuki hubungan yang lebih-dekat, kebaikan-kebaikan yang diterima tidak akan membuat pertemanan berkurang, tetapi akan tetap terjamin untuk kesenangan di masa depan. Dan kemudian, juga, lebih baik untuk kepribadianmu meluluskanku daripada seorang pecinta. Karena para pecinta memuji kata-kata dan sikap-sikapmu melampaui ukuran, sebagian karena takut mendatangkan ketidak-senang-an-mu, dan sebagian karena penghakiman mereka sendiri terkaburkan oleh gairah mereka. Untuk semacam demikianlah pertunjukan kekuatan cinta. Ia membuat para pecinta yang tak sampai berpikir bahwa hal-hal adalah menyedihkan yang tidak menyebabkan sakit kepada yang lain, dan ia membuat pecinta yang sampai untuk memuji apa yang seharusnya tidak memberikan kesenangan, karena itu mereka yang mereka cintai lebih bisa dikasihani daripada dicemburui. Tetapi jika kamu meluluskanku, aku akan bergaul denganmu, tidak dengan hanya memandang kenikmatan di saat sekarang saja, tetapi kepada juga keberuntungan di masa depan, tidak terlampaui oleh gairah tetapi di dalam kendali penuh diriku sendiri, dan tidak mengambil permusuhan karena hal-hal kecil, tetapi secara perlahan mengumpulkan sedikit amarah ketika pelanggaran adalah besar, memaafkan secara tidak suka-rela kesalahan-kesalahan dan mencoba kepada mencegah suatu niat; untuk ini adalah bukti kepada pertemanan yang akan bertahan lama. Tetapi jika kamu memiliki sangkaan bahwa pertemanan tidak bisa mapan, kecuali di dalam cinta, kamu harus bawa di dalam pikiran bahwa di dalam hal kita tidak memiliki gairah yang besar untuk anak-anak atau untuk ayah-ayah dan ibu-ibu, tidak juga kita bisa memiliki teman-teman yang setia yang didapatkan bukan dari gairah yang besar tetapi melalui hubungan-hubungan dari suatu macam yang berbeda. Di samping itu, jika kamu harus memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka yang meminta dengan paling bersemangat, kamu harus di dalam hal-hal lain juga kepada menyerahkan keberuntungan-keberuntungan, bukan kepada yang terbaik, tetapi kepada yang paling membutuhkan; untuk mereka akan paling berterima kasih, sejak mereka terelakkan dari sakit-sakit yang terbesar.

Dan kemudian, juga, di acara-acara hiburan pribadi kamu harus tidak mengundang teman-temanmu, tetapi para pengemis dan mereka yang membutuhkan makanan. Karena mereka akan mencintaimu dan mendatangimu dan tiba di pintu-pintumu dan paling senang dan berterima-kasih, dan akan memanggil turun banyak keberkatan kepada kepalamu. Mungkin, bagaimanapun, kamu harus tidak memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka yang mengemis untuk mereka, tetapi kepada mereka yang paling bisa membalasi; dan bukan kepada mereka yang hanya meminta, tetapi kepada yang paling pantas; dan bukan kepada mereka yang akan menikmati keindahanmu, tetapi kepada mereka yang akan membagi hal-hal baik mereka denganmu ketika kamu lebih tua; dan bukan kepada mereka yang, ketika mereka berhasil, akan sesumbar kepada yang lain tentang keberhasilan mereka, tetapi kepada mereka yang secara baik menjaganya sebagai rahasia kepada semuanya; dan bukan kepada mereka yang akan terpikat untuk waktu yang singkat, tetapi kepada mereka yang akan menjadi temanmu seumur-hidup; dan bukan kepada mereka yang akan mencari dalih untuk bertengkar ketika gairah mereka telah mati, tetapi kepada mereka yang akan menunjukkan kebaikan mereka ketika masa-mudamu telah berlalu. Kamu lakukanlah, kemudian, ingatlah apa yang telah aku katakan, dan bawa ini juga di dalam pikiran, bahwa para pecinta ditegur oleh teman-teman mereka, yang berpikir bahwa cara hidup mereka buruk, tetapi tidak ada teman yang pernah menyalahkan yang bukan-pecinta untuk pengaturan yang buruk kepada kepentingan-kepentingannya sendiri di keadaan itu. Mungkin kamu bisa menanyakan jika aku menasihatimu kepada memberikan kebaikan-kebaikan kepada semua yang bukan-pecinta. Tetapi aku berpikir pecinta tidak akan mendorongmu untuk menjadi demikian cenderung juga kepada semua pecinta. Karena kebaikan, jika tersebar tersiar, tidak terlalu dihargai secara tinggi oleh penerima yang sadar, juga kamu tidak bisa, jika kamu berharap, menjaga hubunganmu dengan seseorang tersembunyi dari keseluruhan. Tetapi tidak ada sakit yang harus datang dari cinta, tetapi keuntungan kepada kedua-duanya pihak. Sekarang aku berpikir aku telah mengatakan cukup. Tetapi jika kamu merasakan kekurangan apapun, atau berpikir apapun terabaikan, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan. Bagaimana menurutmu pembicaraan tersebut, Socrates?  Bukankah ia penuh keindahan, terutama di dalam dikisi?

Socrates: Lebih dari itu, ia sangat ajaib, temanku; aku cukup kewalahan olehnya. Dan ini dibandingkan kamu, Phaedrus, karena saat aku melihatmu, aku melihat kamu tercerahkan oleh pembicaraan tersebut saat kamu membaca. Sehingga, memikirkan bahwa kamu mengetahui lebih daripada aku tentang hal-hal demikian, aku mengikuti pengajaranmu dan bergabung bersamamu di dalam hiruk-pikuk suci.

Phaedrus: Memang begitu. Jadi kamu melihat baik untuk mempermainkannya?

Socrates: Apakah aku tampak kepadamu sedang bermain-main dan tidak bersungguh-sungguh?

Phaedrus: Jangan melucu, Socrates, tetapi, di dalam nama Zeus, dewa pertemanan, beri-tahukanlah sebenarnya kepadaku, apakah kamu berpikir bahwa ada orang Yunani yang lain yang bisa berbicara secara lebih baik atau deras daripada ini di dalam hal yang sama?

Socrates: Apa? Apakah kamu dan aku memuji pembicaraan karena sang penggubah mengatakan apa yang seharusnya, dan bukan semata-mata karena segala ungkapan jelas dan melingkar cukup dan dibalik secara baik? Karena jika itu diharapkan, aku akan memberikannya demi kamu; sejak, dikarenakan kebodohanku, aku tidak mendapatinya. Aku hanya memperhatikan sikap retoris, dan aku berpikir bahwa bahkan Lysias sendiri tidak akan memikirkan kepuasan itu. Tampak kepadaku, Phaedrus, kecuali kamu tidak setuju, bahwa ia mengatakan hal yang sama dua atau tiga kali, seolah-olah ia merasa tidak mudah untuk berkata banyak tentang satu hal, atau mungkin ia tidak peduli tentang rincian semacam tersebut; dan ia tampak kepadaku di dalam gaya muda untuk memperlihatkan kemampuannya untuk mengatakan hal yang sama di dalam dua jalan yang berbeda dan di dalam kedua-duanya secara sangat baik.

Phaedrus: Tidak mungkin, Socrates! Mengapa itu adalah sikap khusus pembicaraan tersebut. Ia tidak menghilangkan pandangan apapun yang dimiliki hal yang dibicarakan, sehingga tidak seorangpun bisa berbicara tentangnya secara lebih mendalam atau berharga daripada yang ia lakukan.

Socrates: Di sana aku harus tidak ikut setuju denganmu; karena para laki-laki dan perempuan bijaksana dari masa lalu, yang telah berbicara dan menulis tentang hal-hal ini, akan bangkit dan membantahku, jika, untuk membuatmu suka, aku menerima.

Phaedrus: Siapa mereka? Dan di mana kamu pernah mendengarkan apapun yang lebih baik daripada ini?

Socrates: Aku tidak bisa mengatakan, hanya di saat ini. Tetapi aku yakin pernah mendengar sesuatu dari Sappho yang indah atau Anacreon yang bijaksana, atau mungkin dari beberapa penulis prosa. Pijakan apa yang aku miliki untuk mengatakan demikian? Mengapa, temanku, aku merasa perutku penuh, dan bahwa aku bisa membuat pembicaraan lain, berbeda dari ini dan cukup sama bagus. Sekarang aku meyakini kejahilanku, dan aku mengetahui dengan sangat baik bahwa aku tidak pernah menemukan sendiri hal-hal ini, sehingga pilihan satu-satunya adalah bahwa aku telah terisi melalui telinga, seperti sebuah kendi, dari sumur mata air yang lain; tetapi, lagi karena kebodohanku, aku melupakan bagaimana dan dari siapa aku mendengarnya.

Phaedrus: Socrates yang terhormat, itu sangat menyenangkan. Jangan katakan, bahkan jika aku memohon, bagaimana atau dari siapa kamu mendengarkannya, lakukanlah saja sebagaimana yang kamu katakan, berjanji untuk membuat pembicaraan lain yang lebih baik daripada yang di dalam buku dan tidak lebih singkat dan cukup berbeda. Kemudian aku berjanji, seperti Sembilan archon, untuk memasang di Delphi sebuah patung sebesar kehidupan, bukan hanya diriku tapi juga kamu.

Socrates: Kamu baik dan berkilau emas sejati, Phaedrus, jika kamu berpikir bahwa aku bermaksud bahwa Lysias jatuh di setiap hal dan bahwa aku bisa menyusun sebuah pembicaraan yang tidak berisi apapun yang telah ia katakan. Itu, aku meyakini, tidak bisa terjadi bahkan kepada penulis yang paling buruk. Misalnya, mengambil hal yang ia bicarakan, siapa menurutmu, di dalam menyatakan pendapat bahwa bukan-pecinta harus lebih dihargai daripada pecinta, bisa menghilangkan pujian kepada ketenangan pikiran dari yang bukan pecinta dan menyalahkan ke-tidak-beralasan pecinta, yang adalah pendapat-pendapat yang tidak-terelakkan, dan kemudian mengatakan sesuatu yang lain menggantikannya? Tidak, pendapat-pendapat demikian, aku pikir, harus dibiarkan dan dimaklumi. Di dalam penggubahan ini, bukan hal penemuan, yang harus dipuji; tetapi di dalam hal pendapat-pendapat yang tidak terelakkan dan sulit diungkapkan, penemuan layak dipuji sebagaimana juga penggubahan.

Phaedrus: Aku mengakui maksudmu, untuk aku berpikir bahwa apa yang kamu katakan adalah masuk-akal, Sehingga aku akan membuat konsesi ini: Aku akan membiarkan kamu memulai dengan pernyataan bahwa pecinta lebih putus-asa daripada yang bukan pecinta; dan jika kamu berbicara tentang selebihnya secara lebih deras dan lebih baik daripada Lysias, tanpa mengatakan hal-hal yang sama, patungmu dari logam tempa akan berdiri di Olympia di samping persembahan para Cypselid.

Socrates: Apakah kamu menerima gurauanku secara bersungguh-sungguh, Phaedrus, karena, untuk mengusikmu, aku meletakkan tanganku kepada yang kamu cintai, dan apakah kamu benar-benar menyangka aku akan mencoba melampaui retorika dari Lysias dan membuat sebuah pembicaraan yang lebih lancar daripada ini?

Phaedrus: Sekarang, temanku, kamu memberikan kepadaku pegangan yang baik. Karena kamu tentu saja harus berbicara sebaik yang kamu bisa, atau kita terpaksa kepada komik kamu yang lain, dan ia ingin berbicara, tetapi pura-pura malu. Yakinkanlah dirimu bahwa kita tidak akan ke manapun dari sini sampai kamu mengutarakan apa yang kamu miliki di dalam dadamu. Kita sedang sendirian di tempat yang sunyi, dan aku lebih kuat dan lebih muda daripada kamu. Sehingga, di bawah keadaan ini, terimalah maksudku, dan berbicaralah secara suka-rela, daripada di bawah paksaan.

Socrates: Tetapi, Phaedrus yang baik, aku akan membuat diriku sendiri konyol jika aku, seorang amatir, mencoba tanpa persiapan untuk berbicara di hal yang sama di dalam bersaing dengan seorang ahli di dalam seni dirinya.

Phaedrus: Sekarang dengarkanlah aku. Berhentilah mencoba membodohiku, karena aku bisa mengatakan sesuatu yang akan memaksamu berbicara.

Socrates: Kemudian kumohon jangan katakan.

Phaedrus: Ya, tetapi aku akan mengatakannya. Dan perkataan yang kumaksud adalah sebuah sumpah. Aku bersumpah kepadamu demi, demi dewa apa? Demi pohon platanus ini? Aku mengutarakan sumpahku yang bersungguh-sungguh bahwa kecuali kamu membuat pembicaraan tersebut di hadapan pohon platanus ini, aku tidak akan pernah membacakan atau mengatakan yang lain kepadamu.

Socrates: Wah! Kamu sangat kejam. Sangat baik kamu menemukan bagaimana membuat seorang pecinta pembicaraan untuk melakukan keinginanmu!

Phaedrus: Kemudian mengapa kamu mencoba keluar darinya?

Socrates: Aku tidak akan melakukannya lagi, sejak kamu telah membuat sumpah ini. Karena bagaimana bisa aku melepaskan macam kesenangan demikian?

Phaedrus: Kemudian berbicaralah.

Socrates: Apakah kamu tahu apa yang aku akan lakukan?

Phaedrus: Apa?

Socrates: Aku akan menaruh kepalaku di dalam selubung sementara aku berbicara, supaya aku mungkin melewati pembicaraanku secepat mungkin dan supaya aku mungkin tidak melihatmu dan menjadi malu.

Phaedrus: Berbicaralah saja, dan di dalam hal lainnya terserah kamu.

Socrates: Datanglah, Wahai para Muse yang penuh nada, kalian menerima nama ini dari mutu lagu kalian ataupun dari ras musikal Ligya, anugerahkanlah bantuan kalian kepadaku di dalam kisah-kisah yang orang paling baik ini paksakaan kepadaku untuk ceritakan, supaya temannya yang sampai saat ini ia anggap bijaksana, mungkin tetap tampak bijaksana kepadanya. Di suatu ketika, dahulu, ada seorang anak laki-laki, atau teruna, yang sangat tampan, dan ia memiliki banyak pecinta. Di antara mereka ada satu yang cerdik, yang sangat mencintai si anak laki-laki, tetapi membuatnya percaya bahwa ia tidak jatuh cinta; dan sekali lagi di dalam merayunya, ia mencoba membuatnya percaya kepada hal ini, bahwa penghargaan harus diberikan kepada yang bukan-pecinta daripada pecinta; dan kata-katanya adalah sebagai berikut:: Hanya ada satu jalan, anak muda, untuk mereka memulai melakukan pertimbangan secara bijaksana tentang apapun. Seseorang harus mengetahui apa yang dipertimbangkan, atau pasti hanya sia-sia, tetapi paling banyak orang jahil dari kenyataan bahwa mereka tidak mengetahui alamiah hal-hal. Sehingga, menyangka bahwa mereka mengetahui, mereka tidak bersetuju di awal pencarian mereka, dan sebagaimana mereka melanjutkan mereka mencapai hasil alamiah, mereka tidak bersetuju dengan diri mereka sendiri juga tidak satu sama lain. Sekarang kamu dan aku aku harus tidak terjatuh ke dalam kesalahan sehingga menyebabkan kita mengutuk yang lainnya, tetapi, sejak kita akan membicarakan pertanyaan tersebut, jika pecinta ataukah bukan-pecinta yang bisa diutamakan biarkan kita pertama-tama bersetuju kepada pengertian dari cinta, alamiahnya dan kekuatannya, dan kemudian, menjaga pengertian ini dan membuat acuan kepadanya, biarkan kita mencari jika cinta memberikan keberuntungan ataukah sakit. Bagaimana kemudian kita membedakan pecinta dari bukan-pecinta? Kita harus mengamati bahwa di dalam setiap kita ada dua kaidah yang memimpin dan menguasai, yang kita ikuti ke manapun mereka menuntun; satu adalah bawaan keinginan kepada kenikmatan, yang lainnya pendapat yang diterima yang menuntun kepada yang terbaik. Dua ini kadang bersesuaian di dalam diri kita dan kadang bertentangan; dan kadang-kadang yang satu, dan kadang-kadang yang lainnya memiliki kekuatan yang lebih besar. Sekarang ketika pendapat menuntun kepada yang terbaik dan lebih berkekuatan, kekuatannya dinamai pengendalian-diri, tetapi ketika keinginan secara tak-beralasan menyeret kita kepada kenikmatan-kenikmatan dan memerintah di dalam diri kita, kekuasaannya dinamai ekses. Ekses memiliki banyak nama, karena ia memiliki banyak pengikut dan bentuk; dan manapun dari bentuk-bentuk ini yang paling tertandai memberikan namanya sendiri, tidak indah juga tidak terhormat, kepada siapa yang memilikinya. Misalnya, jika keinginan kepada makanan berlaku terhadap alasan yang lebih tinggi dan keinginan-keinginan lain, ia dinamai kerakusan, dan ia yang memilikinya akan dipanggil dengan nama yang berhubungan dengan rakus, dan lagi, jika keinginan untuk minum menjadi tiran dan memimpin siapa yang memilikinya kepada minum, kita mengetahui ia dinamai apa; dan cukup jelas nama-nama apa yang sesuai dari macam yang sama akan diberikan ketika keinginan apapun yang serupa kepada ini menguasai. Alasan untuk apa yang aku katakan sampai di sini cukup jelas saat ini, tetapi semua hal lebih jelas ketika dibicarakan daripada ketika tidak dibicarakan; sehingga aku katakan bahwa keinginan yang mengalahkan pendapat beralasan yang memimpin kepada hal benar, dan yang dipimpin kepada menikmati keindahan dan juga secara kuat didorong oleh keinginan-keinginan yang semacam dirinya sendiri kepada keindahan diri, ketika ia memeroleh kemenangan, mendapatkan namanya dari dorongan tersebut, dan disebut sebagai cinta. Baik, Phaedrus, tidakkah tampak kepadamu, sebagaimana kepadaku, bahwa aku terilhami? tempat tersebut tampak dipenuhi kehadiran ilahi; sehingga jangan terkejut jika aku sering tampak gila saat pembicaraanku berlangsung, karena aku hampir saja menyenandungkan syair-syair dithyrambic.

Phaedrus: Itu sangat benar.

Socrates: Kamu bertanggung jawab untuk itu; tetapi dengarkan apa selanjutnya; mungkin serangan tersebut bisa terhindari. Itu, bagaimanapun, adalah di tangan dewa. Kita harus kembali kepada pemuda kita. Baiklah kemudian, yang paling kusayang, hal yang kita akan pertimbangkan, telah diucapkan dan dijelaskan, dan sekarang biarkan kita melanjutkan, menjaga perhatian kita tertuju  kepada pengertian itu, dan memberitahukan keberuntungan atau sakit apa yang secara alamiah datang dari pecinta atau bukan-pecinta kepada ia yang memberikan kepada mereka kebaikan-kebaikannya. Ia yang dipimpin oleh gairah dan budak kepada kenikmatan, pasti akan bergairah untuk membuat yang-dicintai-nya senikmat mungkin untuk dirinya-sendiri. Sekarang kepada seorang yang dari pikiran tidak-sehat segalanya nikmat yang tidak melawannya, tetapi segala yang lebih baik atau sama adalah terbenci. Sehingga pecinta akan tidak, jika ia mampu, menerima seorang tercinta yang lebih baik daripada dirinya sendiri atau sama, tetapi selalu membuatnya lebih lemah dan lebih rendah; tetapi jahil adalah rendah kepada bijaksana, pengecut kepada berani, miskin-bicara kepada fasih, pikiran lamban kepada cerdas. Kekurangan-kekurangan mental demikian, dan masih lebih besar daripada ini, di dalam tercinta, akan bisa memuaskan pecinta, jika mereka ada secara alamiah, dan jika tidak, ia harus menanamkan mereka atau akan segera terampas dari kenikmatannya.

Dan ia secara perlu cemburu dan akan melakukan keburukan kepadanya dengan menjaganya dari banyak perkumpulan yang menguntungkan, yang paling akan menjadikan ia laki-laki-nya, terutama dari yang paling akan membuatnya bijaksana. Hal suci ini adalah filsafat, dan darinya pecinta akan secara pasti menjauhkan yang dicintainya, karena takut menjadi dibenci; dan ia akan bersiasat untuk menjaganya tetap jahil kepada apapun hal lain dan membuat dirinya tampak sebagai segala-galanya, sehingga ia akan paling menyenangkan kepadanya dan paling menyakiti kepada dirinya sendiri. Di dalam penghargaan kepada kecerdasan, kemudian, seorang yang jatuh cinta sama sekali bukan pengawal atau pendamping yang baik. Kita selanjutnya harus mempertimbangkan bagaimana ia yang dipaksa mengikuti gairah dan tidak baik akan menjaga tuannya, dan kepedulian apa yang akan ia berikan kepadanya. Ia akan jelas memeroleh satu yang-tercinta yang bersifat-perempuan, bukan yang-jantan, bukan hadir di dalam cahaya matahari yang murni, tetapi suram di dalam bayang-bayang, tidak terbiasa kepada peralatan laki-laki dan keringat dari kerja keras, tetapi terbiasa kepada sebuah kenyamanan dan cara hidup yang bukan secara laki-laki, diperindah dengan perhiasan buatan, sejak ia tidak memiliki secara alamiah, dan di dalam maklum menjalani hidup semacam semua yang ditandai oleh ini, yang tentu saja tidak berharga untuk dijelaskan lebih jauh. Kita bisa merangkum semuanya secara cepat dan melanjutkan.  Seseorang yang memiliki semacam badan demikian, di dalam perang dan perseteruan-perseteruan penting, memberikan keberanian kepada musuh-musuhnya, dan mengisi teman-temannya, dan bahkan pecinta-pecintanya sendiri, dengan rasa takut. Ini mungkin dilewatkan saja sebagai bukti sendiri, tetapi pertanyaan selanjutnya, keberuntungan dan sakit apa dari hubungan dan pengawalan dari pecinta berikan kepada yang dicintainya di dalam hal hartanya, harus didiskusikan. Sekarang jelas kepada setiap orang, dan terutama kepada pecinta, bahwa ia akan meningini di atas semuanya bahwa yang dicintainya kehilangan kepemilikan dari yang paling berharga dan suci; untuk ia akan mengharapkannya terhalau dari ayah, ibu, kerabat dan teman-teman, berpikir bahwa mereka akan menghindarkan dan mengecam hubungannya yang paling manis dengannya. Tetapi ia akan juga berpikir bahwa satu yang memiliki uang atau pemilikan-pemilikan lain akan lebih sukar ditangkap dan saat tertangkap akan lebih sukar diatur; karena itu pecinta secara perlu menyesalkan pemilikan harta oleh yang dicintainya dan bersuka-ria saat ia kehilangan. Terlebih lagi pecinta akan mengharapkan yang dicintainya untuk tidak menikah selama mungkin, tidak beranak, dan tidak berumah, sejak ia berharap menikmati selama mungkin apa yang menyenangkan dirinya sendiri. Sekarang ada juga keburukan-keburukan lain, tetapi dewa telah membaurkan paling banyak dari mereka dengan beberapa kesenangan sementara; sehingga, untuk hal ini, seorang perayu adalah makhluk mengerikan dan melakukan keburukan besar, bahkan alam telah mencampurkan dengan ia suatu macam kenikmatan yang tanpa pikatan, dan seseorang mungkin menemukan kesalahan seorang pelacur sebagai hal yang bisa melukai, dan ada banyak makhluk dan pekerjaan demikian yang bukan terlalu menyenangkan, tetapi seorang pecinta tidak hanya menyakiti yang dicintainya tetapi sangat tidak menyenangkan untuk hidup bersama. Pepatah lama mengatakan, burung-burung berbulu sama berkumpul bersama, maksudnya menurutku, persamaan umur menuntun mereka kepada kenikmatan-kenikmatan yang sama dan melalui persamaan memeroleh pertemanan; dan walaupun demikian mereka menjadi lelah mencoba kehidupan satu sama lain. Sekarang tekanan dari setiap jenis dikatakan menyesakkan setiap orang, dan pecinta bukan hanya tidak sama dengan yang dicintainya, tetapi ia melakukan tekanan yang paling kuat. Karena ia tua sementara yang dicintainya muda, dan ia tidak meninggalkannya siang ataupun malam, jika ia mampu, tetapi didorong oleh sengat dari keperluan, yang mendesaknya, selalu memberikannya kenikmatan di dalam melihat, mendengar, menyentuh, dan dengan seluruh indera-nya merasai yang dicintainya, sehingga ia gembira melayaninya secara tetap. Tetapi penghiburan dan kenikmatan apa yang bisa ia berikan kepada yang dicintainya? Bukankah keintiman yang diperpanjang ini membawakan kepadanya kejijikan yang paling tinggi, sebagaimana ia melihat kepada yang tua, wajah yang tidak rupawan, dan hal-hal lainnya juga, yang tidak menyenangkan bahkan untuk mendengarkannya, untuk tidak mengatakan apapun terpaksa datang ke dalam bersentuhan dengan mereka? Dan ia secara curiga dikawal di dalam segala jalan melawan semua orang, dan harus mendengarkan pujian-pujian di saat yang tidak tepat dan yang dibesar-besarkan dan omelan-omelan yang tidak bisa diterima ketika seseorang sadar, dan ketika ia di dalam piala-pialanya dan menuruti di dalam kejemuan dan kebebasan berbicara yang tidak terbatasi bukan hanya tidak bisa ditanggung tetapi menjijikkan. Dan sementara ia di dalam cinta ia bisa menyakiti dan tidak menyenangkan, tetapi ketika cintanya surut ia kemudian berpura-pura kepadanya yang sebelumnya ia bujuk secara sukar untuk menerima pertemanannya yang menjemukan melalui harapan keuntungan-keuntungan di masa datang dengan membuat janji-janji dengan banyak permohonan dan sumpah. Tetapi sekarang bahwa saat pembayaran telah datang ia memiliki pemimpin dan pemerintah yang baru di dalam dirinya, rasa dan alasan menggantikan cinta dan kegilaan, dan telah menjadi orang yang berbeda, tetapi yang dicintainya tidak mengetahui ini. Ia meminta kepadanya sebuah pengembalian untuk kebaikan-kebaikan yang terdahulu, mengingatkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatannya di masa lalu, seolah-olah ia berbicara kepada orang yang sama; tetapi sang pecinta malu untuk mengatakan bahwa ia telah berubah, dan bahkan ia tidak bisa menjaga sumpah-sumpah dan janji-janji yang ia buat ketika ia dipimpin oleh kebodohan di masa lalu: sekarang saat ia telah memeroleh alasannya dan telah kembali waras, jika ia melakukan apa yang dahulu ia lakukan ia akan menjadi dirinya yang dahulu kembali. Ia lari dari hal-hal ini, dan pecinta yang dahulu dipaksa menjadi kegagalan. Cangkang telah jatuh dengan sisi lain di sebelah atas; dan ia merubah bagiannya dan melarikan diri; dan yang lainnya terpaksa mengejarnya di dalam marah dan dengan kutukan-kutukan, ia yang tidak mengetahui dari awal bahwa ia seharusnya tidak pernah menerima seorang pecinta yang secara perlu tanpa alasan, tetapi seharusnya seorang bukan-pecinta yang beralasan; untuk selainnya ia akan menyerahkan dirinya kepada seorang yang tidak setia, pemarah, pencemburu, dan tidak menyenangkan, merusak hartanya, merusak tubuhnya, dan paling merusak kekuatan jiwanya, daripada yang tidak ada yang sama atau pernah ada dari kepentingan yang lebih tinggi di dalam langit atau di bumi. Hal-hal ini, anak muda, kamu harus bawa di dalam pikiran, dan kamu harus mengetahui bahwa kegemaran pecinta bukanlah persoalan niat baik, tetapi nafsu yang ia berharap puaskan. Seperti serigala mencintai domba, demikianlah pecinta memuja-muja yang ia cintai. Sudah, Phaedrus. Jangan dengarkan aku lebih lama lagi, biarkan pembicaraanku berakhir di sini.

Phaedrus: Tetapi menurutku kamu sedang di tengah-tengahnya, dan akan mengatakan tentang yang bukan-pecinta sebanyak tentang pecinta, semua titik baiknya dan menunjukkan bahwa ia harus dihargai. Sehingga sekarang, Socrates, mengapa kamu berhenti?

Socrates: tidakkah kamu memperhatikan, bahwa aku telah berbicara di dalam hexameter, bukan lagi hanya dithyrambic, walaupun demikian aku menemukan kesalahan dengan pecinta? Aku harus tentu saja memiliki semua nymphs yang kepadanya kamu secara sengaja menghadapkanku. Sehingga, aku katakan bahwa yang bukan pecinta memiliki semua kelebihan yang berlawanan dengan kekurangan yang kita temukan di dalam pecinta. Mengapa membuat pembicaraan yang panjang? Aku telah cukup berkata-kata tentang kedua-duanya mereka. Dan sehingga kisahku harus selesai sebagaimana ia mungkin. Aku harus menyeberangi arus ini dan pergi sebelum kamu meletakkan paksaan lain kepadaku.

Phaedrus: Belum, Socrates, sampai panas berlalu. Tidakkah kamu melihat bahwa telah hampir sore? Biarkan kita tinggal dan membicarakan yang telah terkatakan, ketika telah lebih dingin, kita akan pergi.

Socrates: Phaedrus, kamu benar-benar manusia luar biasa sebagai pecinta pembicaraan! Aku percaya tidak satupun dari mereka yang lahir di masa hidupmu membuat lebih banyak pembicaraan daripada kamu, dengan kamu sendiri berbicara kepada mereka atau memaksa orang lain melakukan demikian. Aku mengecualikan Simmias orang Thebes; tetapi kamu jauh melebihi semuanya yang lain. Dan sekarang menurutku kamu telah menjadi penyebab yang lainnya, yang dibicarakan olehku.

Phaedrus: Itu sama sekali bukan sebuah pernyataan perang! Tetapi bagaimana ini, dan apa pembicaraan tersebut?

Socrates: Temanku yang baik, ketika aku akan menyeberangi arus tersebut, ruh dan pertanda yang biasa datang kepadaku datang, ia selalu menahanku kepada sesuatu yang akan kulakukan, dan aku berpikir aku mendengarkan sebuah suara darinya yang melarang kepergianku sebelum aku membersihkan nuraniku, seolah-olah aku telah melakukan suatu dosa kepada dewa. Sekarang aku adalah panrita, bukan panrita yang sangat baik, tetapi, sebagaimana para penulis buruk katakan, cukup baik untuk tujuan diriku sendiri; sehingga sekarang aku mengerti kesalahanku. Sangat nubuah jiwa, temanku. Karena selama ini, sementara aku mengucapkan pembicaraanku, sesuatu mengganggu diriku, dan sebagaimana Ibycus katakan, Aku gelisah jika aku membeli kehormatan di antara manusia dengan melakukan dosa kepada para dewa. Tetapi sekarang aku telah melihat kesalahanku.

Phaedrus: Apa maksudmu?

Socrates: Phaedrus, ia adalah perkataan yang mengerikan, perkataan yang mengerikan, satu yang kamu bawa bersamamu, dan satu yang kamu membuat aku bicarakan.

Phaedrus: Mengapa demikian?

Socrates: Ia konyol, dan agak tidak saleh. Apa yang bisa lebih mengerikan daripada itu?

Phaedrus: Tidak ada, jika kamu benar tentang ia.

Socrates: Baik, apakah kamu tidak percaya bahwa Cinta adalah anak dari Aphrodite dan adalah dewa?

Phaedrus: Demikianlah ia dikatakan.

Socrates: Ya, tetapi bukan oleh Lysias, juga bukan oleh pembicaraanmu yang kamu ucapkan melalui mulutku yang kamu sihir. Jika Cinta, sebagaimana ia memang, dewa atau sesuatu yang suci, ia tidak akan menjadi hal jahat apapun; tetapi dua pembicaraan yang baru saja diucapkan mengatakan bahwa ia jahat. Sehingga kemudian mereka melakukan dosa melawan Cinta; tetapi kekonyolan mereka juga sangat lucu, karena mereka tidak mengatakan apapun yang jelas ataupun benar, mereka utarakan seolah-olah berisi sesuatu, seolah-olah mereka bisa menipu beberapa orang yang sederhana dan memeroleh kehormatan di antara mereka. Sekarang, aku, temanku, harus menyucikan diriku sendiri; dan untuk mereka yang berdosa di dalam hal mitologi ada sebuah penyucian kuno, tidak diketahui oleh Homer, tetapi diketahui oleh Stesichorus. Karena ketika ia terserang kebutaan karena berbicara buruk tentang Helen, ia tidak seperti Homer yang jahil kepada alasannya, tetapi sejak ia orang yang terdidik, ia mengetahuinya dan segera menulis puisi: Perkataan itu tidaklah benar; kamu tidak pergi bersama kapal-kapal-dayung, tidak pula kamu datang kepada tembok Troya dan ketika ia telah menulis keseluruhan puisi tersebut, yang dinamai rekantasi, ia pun bisa melihat kembali. Sekarang aku akan menjadi lebih bijaksana daripada mereka di dalam hanya titik ini. sebelum menderita hukuman apapun untuk berbicara buruk tentang Cinta, aku akan mencoba penebusan dosa dengan pengakuan-kesalahanku, dengan kepala terbuka kali ini, bukan, seperti sebelumnya, tertutup karena malu.

Phaedrus: Ini adalah, Socrates, hal paling mencerahkan yang kamu bisa katakan.

Socrates: Pertimbangkan saja, Phaedrus-ku yang baik, sangat tanpa malu dua pembicaraan tersebut, kedua-duanya milikku dan satu yang kamu baca dari buku. Karena jika seorang terhormat dan alamiah baik, sseorang yang dirinya sendiri di dalam cinta dari macam yang sama, atau yang pernah dicintai oleh seseorang yang demikian, kebetulan mendengar kita mengatakan bahwa pecinta berseteru hebat disebabkan oleh hal-hal kecil dan secara cemburu mengatur dan melukai kepada yang dicintainya, tidakkah kamu berpikir ia akan membayangkan ia sedang mendengarkan orang-orang yang datang dari antara para pelaut rendahan, yang tidak pernah melihat sebuah cinta yang pengasih? Akankah ia tidak menolak sama sekali kepada menerima kecaman kita kepada Cinta?

Phaedrus: Aku menyatakan, Socrates, mungkin ia akan begitu.

Socrates: Aku karena itu, karena aku malu kepada pemikiran dari orang ini dan aku takut kepada Cinta itu sendiri, berharap untuk membilas air asin dari telingaku dengan air manis dari pembicaraan. Dan aku menasihati Lysias juga untuk menulis secepat yang ia bisa, hal lain yang setara itu, bahwa pecinta harus dihargai lebih daripada bukan-pecinta.

Phaedrus: Yakinlah bahwa ia akan melakukan demikian: karena ketika kamu telah membicarakan pujian kepada pecinta, Lysias harus tentu saja dipaksa olehku untuk menulis pembicaraan lain di hal yang sama.

Socrates: Aku percaya kepadamu, sepanjang kamu adalah kamu.

Phaedrus: Berbicaralah kemudian tanpa rasa takut.

Socrates: Di mana anak muda yang kepadanya aku dahulu berbicara? Ia harus mendengar ini juga, jika ia tidak mendengarnya, ia menerima seorang bukan-pecinta sebelum kita bisa menghentikannya.

Phaedrus: Ini ia, selalu dekat kapanpun kamu mengingininya.

Socrates: Mengertilah kemudian, anak muda, bahwa pembicaraan sebelumnya adalah oleh Phaedrus, anak Pythocles dari Myrrhinus; tetapi yang akan aku bicarakan ini adalah oleh Stesichorus, anak Euphemus dari Himera. Dan aku harus mengatakan bahwa pembicaraan ini tidaklah benar, yang mengatakan bahwa saat ada pecinta yang bukan-pecinta yang harus lebih dihargai, karena pecinta adalah gila, dan yang lainnya waras. Karena jika kebenaran sederhana bahwa kegilaan adalah suatu keburukan, pembicaraan tersebut akan benar; tetapi di dalam kenyataan berkat-berkat terbesar datang kepada kita melalui kegilaan, ketika ia dikirim sebagai anugerah dari para dewa. Karena peramal-perempuan di Delphi dan pendeta-perempuan di Dodona ketika mereka gila telah mengantarkan banyak keberuntungan kepada Yunani kedua-duanya di dalam urusan pribadi maupun umum, tetapi sedikit atau tidak ada ketika mereka di dalam pikiran benar mereka; dan jika kita harus membicarakan Sybil dan semuanya yang lain yang dengan ilham peramalan telah memberitahukan kepada banyak orang banyak hal dan dengan demikian menjadikan mereka beruntung setelahnya, siapapun bisa melihat bahwa kita mungkin panjang berbicara. Dan juga cukup bernilai untuk menambahkan kenyataan bahwa orang-orang dahulu yang menemukan nama-nama berpikir bahwa kegilaan (kegilaan = mania) tidak memalukan ataupun tidak terhormat; jika tidak mereka akan menghubungkan kata mania dengan seni yang paling terhormat, yang mengutarakan masa depan, dengan menamainya seni manik. Tidak, mereka memberikan nama ini berpikir bahwa mania, ketika datang oleh berkat para dewa, adalah hal terhormat, tetapi sekarang orang-orang menamai peramalan dengan seni mantik, secara tanpa rasa memasukkan T di dalam kata tersebut. Demikian juga, ketika mereka memberi nama kepada penyelidikan masa depan yang orang-orang yang berpikir peroleh melalui pengamatan kepada burung-burung dan tanda-tanda lain, sejak mereka menghias pikiran (nous) dan kabar (historia) kepada pikiran manusia (oiesis) dari kecerdasan (dianoia) mereka menamakannya seni oionoistic (oionoistike), yang orang-orang masa kini menyebutnya oionistic membuatnya lebih bernada-tinggi dengan memperkenalkan O panjang. Orang-orang kuna mensyahkan bahwa mantik lebih tinggi daripada nujum, kedua-duanya di dalam nama dan kenyataan, di dalam susunan yang sama kegilaan, yang datang dari para dewa, adalah lebih tinggi daripada kewarasan, yang berasal dari manusia. Terlebih lagi, ketika penyakit dan masalah-masalah terbesar mendatangi beberapa keluarga melalui bebarapa kesalahan hubungan kuno, kegilaan masuk dan dengan kekuatan orakular telah menemukan sebuah jalan untuk melepaskan mereka yang membutuhkan, mengungsi di dalam doa-doa dan pelayanan kepada para dewa, dan sehingga, dengan penyucian dan ritual-ritual suci, ia yang memiliki kegilaan ini dibuat selamat untuk saat ini dan masa depan, dan untuk ia yang memiliki kegilaan secara benar dilepaskan di saat sekarang dari sakit-sakit yang ditemukan. Dan macam ke tiga dari kepemilikan kegilaan datang dari para Muse. Ini terjadi pada jiwa yang baik dan murni, mengangkatnya dan mengilhamkannya kepada lagu-lagu dan puisi lain, dan demikian dengan menghiasi tulisan-tulisan yang tidak terhitung dari orang-orang kuna mendidik generasi selanjutnya. Tetapi ia yang tanpa kegilaan datang kepada pintu para Muse, yakin bahwa ia akan menjadi penyair yang baik oleh seni, bertemu dengan tanpa keberhasilan, dan puisi dari orang yang sadar lenyap kepada ketidak-berhargaan di hadapan yang dari orang gila yang terilhami.

Semua hasil terhormat ini dari kegilaan yang diilhamkan aku bisa sebutkan, dan masih banyak lagi. Karena itu biarkan kita tidak khawatir kepada titik itu, dan biarkan tidak satupun menakut-nakuti kita dengan mengatakan bahwa teman yang waras harus diutamakan daripada yang gila. Biarkan ia menunjukkan bahwa cinta bukan dikirim dari langit untuk keuntungan pecinta dan juga yang dicintai, dan kita akan memberinya hadiah kemenangan. Kita, di bagian kita, harus membuktikan bahwa kegilaan demikian adalah diaugerahkan oleh para dewa untuk kebahagiaan kita yang terbesar; dan bukti kita akan bukan hanya dipercayai oleh yang pintar, tetapi akan diterima oleh yang benar-benar bijaksana. Pertama, kemudian, kita harus mempelajari kebenaran tentang jiwa suci dan manusia dengan mengamati bagaimana ia bertindak dan ditindaki. Dan awal dari bukti kita adalah sebagai berikut: Setiap jiwa adalah abadi. Karena ia yang bergerak sendiri adalah abadi tetapi yang bergerak lain atau digerakkan oleh hal lain, ketika berhenti bergerak, berhenti hidup. Hanya yang menggerakkan dirinya sendiri, sejak ia tidak meninggalkan dirinya, tidak pernah berhenti bergerak, dan ini juga sumber dan permulaan dari semua hal yang memiliki gerakan. Tetapi permulaan tersebut tidak diciptakan. Karena setiap hal yang diciptakan haruslah diciptakan dari suatu permulaan, tetapi permulaan tidak diciptakan dari apapun, ia akan tidak diciptakan dari suatu permulaan. Dan sejak ia tidak diciptakan, ia harus juga tidak bisa hancur; karena jika permulaan hancur, ia tidak akan pernah diciptakan dari apapun juga tidak apapun lainnya dari ia, sejak semua hal harus diciptakan dari suatu permulaan. Demikian sehingga hal yang menggerakkan dirinya sendiri tidak bisa hancur ataupun diciptakan, jika tidak maka seluruh langit dan generasi harus jatuh di dalam puing-puing dan berhenti dan tidak lagi pernah memiliki sumber gerakan atau asal. Tetapi sejak hal yang tergerakkan oleh dirinya sendiri harus dipandang sebagai abadi, seorang yang mengatakan bahwa gerak-sendiri ini adalah sari dan ide dari jiwa, akan tidak dipermalukan. Karena setiap tubuh yang memeroleh gerakannya dari luar adalah tidak berjiwa, tetapi yang memiliki gerakannya dari dirinya sendiri memiliki jiwa, sejak itu adalah alamiah jiwa; tetapi jika ini benar, bahwa yang menggerakkan dirinya sendiri tidak lain adalah jiwa, kemudian jiwa secara perlu tidak diciptakan dan abadi. Tentang keabadian jiwa ini adalah cukup; tetapi tentang bentuknya kita harus berbicara di dalam cara berikut ini.

Untuk mengatakan apa ia sebenar-benarnya akan menjadi persoalan yang benar-benar melampaui manusia dan pembicaraan panjang, tetapi manusiawi untuk menjelaskannya di dalam sebuah gambaran. Biarkan kita kemudian berbicara di dalam cara itu. Kita akan menyerupakan jiwa kepada alamiah padat dari sepasang kuda bersayap dan satu pengendara kereta. Kuda-kuda dan kusir para dewa adalah keseluruhan baik dan dari silsilah yang baik, tetapi mereka yang dari ras lain adalah campuran; dan pertama kusir dari jiwa manusia mengendalikan sepasang kuda, dan ke dua salah satu dari dua kuda tersebut adalah terhormat dan dari keturunan terhormat, tetapi yang lainnya cukup berkebalikan di dalam silsilah dan sifatnya. Karena itulah, mengemudikan di dalam hal kita adalah sukar dan menyulitkan. Sekarang kita harus mencoba untuk mengatakan mengapa sesuatu yang hidup disebut abadi atau fana.


Jiwa, teranggap di dalam kumpulan, memiliki tugas merawat apa yang tidak berjiwa, dan ia melintasi keseluruhan langit, tampak kadang-kadang di dalam satu bentuk dan kadang-kadang di dalam yang lain; sekarang ketika ia sempurna dan penuh bersayap, ia mendaki dan memerintah seluruh dunia; tetapi jiwa yang kehilangan sayap terus melanjutkan sampai mendapatkan sesuatu yang padat, ketika ia turun, memeroleh untuk dirinya sendiri suatu tubuh duniawi, yang tampak bergerak sendiri karena kekuatan jiwa di dalamnya; dan keseluruhannya, terdiri atas jiwa dan tubuh, disebut makhluk hidup, dan kemudian terancang menjadi fana. Ia tidak abadi dengan alasan yang pantas, tetapi kita, walaupun kita belum pernah atau secara benar memikirkan dewa, membayangkan suatu keabadian yang memiliki kedua-duanya jiwa dan tubuh yang tersatukan selama-lamanya. Biarkan itu, bagaimanapun, dan kata-kata kita tentang ia, menjadi memuaskan kepada dewa. Kita akan sekarang mempertimbangkan alasan mengapa jiwa kehilangan sayap-sayapnya. Ia adalah sesuatu seperti ini.

Kegunaan alamiah sayap adalah untuk membubung naik dan membawa hal berat kepada tempat tinggal ras para dewa. Lebih daripada apapun yang lain yang berkaitan kepada tubuh ia ikut serta di dalam sifat ilahi. Tetapi ilahi adalah keindahan, kebijaksanaan, kebaikan, dan segala macam mutu demikian; dengan hal-hal ini kemudian sayap dari jiwa diberi makan dan tumbuh, tetapi oleh mutu-mutu yang berlawanan, semacam kejahatan dan keburukan, mereka terbuang dan hancur. Sekarang pemimpin besar di langit, Zeus, mengendarai kereta bersayap, berangkat pertama, mengatur semua hal dan memelihara semua hal. Ia diikuti oleh pasukan dewa dan ruh, berbaris di dalam sebelas skuadron, hanya Hestia yang tinggal di kediaman para dewa. Dari keseluruhan, mereka yang termasuk di antara dua belas dewa besar dan dianggap pemimpin, menempati masing-masing tempatnya di dalam pasukan. Ada banyak pemandangan terberkati dan banyak perjalanan dari dan ke langit, bersamaan dengan para dewa yang terberkati pergi dan datang masing-masing kepada tugas-tugas mereka sendiri; dan siapapun yang berharap, dan mampu, karena Kecemburuan (Phtonos) dikeluarkan dari pasukan langit. Tetapi ketika mereka pergi ke sebuah perayaan atau perjamuan, mereka melanjutkan membubung tinggi kepada puncak kubah langit, tempat kereta-kereta kuda para dewa, mereka yang memiliki kuda baik yang menuruti tali kekangnya, mencapainya secara mudah, tetapi yang lainnya secara sukar; karena kuda yang dari alamiah buruk membuatnya rendah, memberatkannya dan menarik kembali ke bumi pengendara kereta yang memiliki kuda yang tidak dilatih baik. Di sana pekerjaan dan perjuangan terbesar menanti jiwa. Mereka yang disebut abadi, ketika mereka mencapai puncak, melampaui dan mengambil tempat mereka di permukaan luar dari langit, dan ketika mereka telah menmpati letaknya, peredaran membawa mereka berkeliling dan mereka memandang hal-hal di luar langit. Tetapi daerah di luar langit belum pernah secara bernilai dinyanyikan oleh sipapun penyair-ahli dari bumi, juga tidak akan pernah. Demikianlah, bagaimanapun, harus aku katakan; untuk aku harus berani mengatakan kebenaran, terutama ketika kebenaran adalah hal yang aku bicarakan. Karena yang tanpa warna, tanpa bentuk, dan esensi sejati yang ada yang tak bisa dirasa, dengan semua pengetahuan yang benar tentangnya, menguasai daerah ini dan hanya bisa terlihat oleh pikiran, nahkoda dari jiwa. Kecerdasan ilahiah, sejak ia diasuh pada pikiran dan pengetahuan yang murni, dan kecerdasan setiap jiwa yang mampu menerima apa yang menguntungkannya, bergembira di dalam melihat kenyataan untuk sebuah rentang waktu dan dengan memandang kebenaran diberi makan dan dibahagiakan sampai peredaran membawanya kembali ke tempat yang sama. Di dalam peredaran ia memandang keadilan sejati, kesederhanaan, dan pengetahuan, bukan semacam pengetahuan yang memiliki awal dan beragam oleh dihubungkan dengan satu atau yang lain dari hal-hal yang kita sebut kenyataan-kenyataan, tetapi yang tinggal di dalam keabadian yang nyata dan sejati; dan di dalam jalan yang sama ia memandang dan diberi makan oleh kebenaran-kebenaran abadi yang lainnya, yang setelahnya, kembali berlalu di dalam langit, ia pulang, dan di sana pengendara kereta memasang kuda-kuda di malaf, dan memberinya makan dengan ambrosia dan nektar untuk diminum.

Demikianlah kehidupan para dewa. Tetapi jiwa-jiwa yang lain, yang paling baik mengikuti dewa dan paling menyerupainya, mengangkat kepala pengendara kereta dan dibawa berkeliling di dalam peredaran, terganggu oleh kuda-kuda dan secara sukar memandang kenyataan-kenyatan; dan yang lainnya kadang-kadang bangkit dan kadang-kadang jatuh, dan, karena kuda-kudanya tidak patuh, ia melihat beberapa hal dan tidak bisa melihat beberapa hal yang lainnya. Jiwa-jiwa yang lainnya mengikuti setelahnya, semuanya mengingini daerah atas tetapi tidak mampu menggapainya, dan dibawa berkeliling di bawah, saling menginjak dan bertabrakan satu sama lain, masing-masing berusaha melewati tetangganya. Sehingga ada kebingungan yang besar dan keringat perseteruan, banyak yang menjadi pincang, dan banyak sayap yang patah oleh ketidakmampuan para pengendara kereta, dan setelah banyak kerja keras mereka semua pergi tanpa memeroleh satu pemandangan kepada kenyataan, dan ketika mereka telah pergi mereka diberikan dengan pendapat. Tetapi alasan dari keinginan besar kepada melihat letak kebenaran sejati adalah, terletak di dalam kenyataan bahwa padang gembala yang cocok untuk bagian terbaik dari jiwa adalah semak-semak di sana, dan sayap jiwa bertumbuh dengan diberi makan ini. Dan ini adalah sebuah hukum dari Takdir, bahwa jiwa yang mengikuti dewa dan memeroleh pemandangan apapun dari kebenaran-kebenaran adalah bebas dari sakit sampai periode berikutnya, dan jika ia bisa selalu memeroleh ini, selalu tidak tersakiti; tetapi ketika, oleh ketidakmampuan mengikuti, ia gagal melihat, dan oleh suatu nasib buruk terisi dengan lupa dan keburukan bertambah berat, dan ketika telah tumbuh berat, kehilangan sayap-sayapnya dan jatuh ke bumi, kemudian hukum dari jiwa ini bahwa akan tidak pernah memasuki binatang manapun di kelahiran pertamanya, tetapi jiwa yang telah paling banyak melihat akan memasuki kelahiran yang kemudian menjadi filsuf atau pecinta keindahan, atau satu yang musikal atau alamiah yang indah, dan jiwa yang ke dua kepada raja yang berhukum atau penguasa penyuka perang, dan yang ke tiga kepada politisi atau pengusaha atau pengelola keuangan, yang ke empat kepada pesenam yang bekerja keras atau satu yang memperhatikan penyembuhan tubuh, yang ke lima akan menjalani hidup seorang peramal atau yang mengerjakan upacara-upacara mistik; yang ke enam seorang penyair atau beberapa seniman peniru yang tersatukan, yang ke tujuh seorang pengrajin atau peternak, yang ke delapan seorang sofis atau ahli pidato, yang ke sembilan seorang tiran. Sekarang semua keadaan ini, siapapun yang hidup secara adil akan memeroleh kesempatan yang lebih baik, dan siapapun yang hidup secara tidak adil, sebuah yang lebih buruk. Untuk setiap jiwa kembali kepada tempat darimana mereka datang di dalam sepuluh ribu tahun, karena ia tidak memeroleh sayapnya sebelum masa itu berlalu, kecuali jiwa yang pernah menjadi filsuf yang berterus-terang atau seorang pecinta filsafat; ini, ketika untuk tiga periode pergantian dari seribu tahun mereka memilih semacam kehidupan demikian, setelah priode ke tiga dari seribu tahun menjadi bersayap di dalam tiga ribu tahun dan pergi ke jalan mereka; tetapi yang lainnya, ketika mereka telah menyelesaikan kehidupan pertama mereka, menerima penghakiman, dan setelah penghakiman beberapa pergi ke tempat-tempat pembersihan di bawah bumi dan membayar denda mereka, sementara yang lainnya, meringan dan naik ke tempat surgawi oleh keadilan, hidup di dalam sebuah cara yang bernilai dari kehidupan yang mereka jalani di dalam bentuk manusia. Tetapi di tahun ke seribu kedua-duanya melempar undian dan memilih kehidupan ke dua mereka, masing-masing memilih apa yang ia ingini. Kemudian jiwa manusia mungkin masuk ke dalam kehidupan seekor binatang. Untuk jiwa yang tidak pernah bisa melihat kebenaran tidak pernah bisa memasuki kehidupan manusia. Karena seorang manusia harus mengerti sebuah gambaran umum yang dibentuk dengan mengumpulkan ke dalam sebuah kesatuan dengan menggunakan alasan tanggapan yang banyak dari indera-indera; dan ini adalah kenangan dari hal-hal yang pernah suatu kali jiwa kita lihat, ketika ia di perjalanan dengan dewa dan, mengangkat penglihatannya melampaui hal-hal yang sekarang kita sebut sebagai ada, menaik ke dalam hal nyata. Dan karena itulah hanya pikiran filsuf yang memiliki sayap-sayap, karena ia selalu, sejauh yang ia mampu, di dalam pertemuan melalui ingatan dengan semua hal itu pertemuan dengan yang menyebabkan dewa kepada ilahiah.

Seorang manusia yang menggunakan ingatannya secara benar selalu tertuntun ke dalam misteri-misteri yang sempurna dan ia saja yang menjadi benar-benar sempurna. Tetapi sejak ia memisahkan dirinya sendiri dari kepentingan-kepentingan manusia dan membalikkan perhatiannya kepada ilahi, ia dicaci oleh orang-orang yang kasar, yang menganggapnya gila dan tidak mengetahui bahwa ia terilhami. Seluruh pembicaraanku sejauh ini telah tentang empat macam kegilaan, yang menyebabkan ia dianggap gila, yang, ketika ia melihat keindahan di bumi, mengingat keindahan sejati, merasakan sayap-sayapnya tumbuh dan memanjang dan membentangkannya untuk naik terbang, tetapi tidak bisa melakukan demikian, dan seperti seekor burung, memandang menengadah mengabaikan hal-hal yang di bawah.

Pembicaraanku telah menunjukkan bahwa ini adalah, dari semua ilham, yang terbaik dan dari asal yang tertinggi kepada ia yang memilikinya atau berbagi di dalamnya, dan bahwa ia yang mencintai yang indah, masuk di dalam kegilaan ini, dinamai seorang pecinta. Untuk, sebagaimana telah terkatakan, setiap jiwa manusia oleh hukum alam telah memandang kenyataan-kenyataan, jika tidak ia akan tidak masuk ke dalam manusia, tetapi tidaklah mudah untuk semua jiwa memeroleh dari hal-hal duniawi ingatan dari kenyataan-kenyataan tersebut, baik untuk mereka yang hanya mengalami penglihatan singkat kepada mereka di masa yang lebih awal,  ataupun untuk mereka yang, setelah jatuh ke bumi, kurang beruntung dibalikkan kepada ketidak-terhormat-an melalui beberapa hubungan buruk dan melupakan pemandangan-pemandangan suci yang suatu kali pernah mereka lihat. Tinggal beberapa saja yang tetap memiliki ingatan yang cukup dari mereka; tetapi ini ketika mereka melihat kesamaan hal-hal dari dunia lain itu, terpukul dengan ketakjuban dan tidak lagi bisa mengendalikan diri mereka sendiri; tetapi mereka tidak memahami keadaan mereka, karena mereka tidak memandang secara jelas.

Sekarang di dalam salinan-salinan duniawi dari keadilan dan kebersahajaan dan ide-ide lain yang berharga kepada jiwa tidak ada cahaya, kecuali hanya sedikit, mendekati gambaran-gambaran tersebut melalui indera-indera yang buram, memandang mereka di dalam alamiah yang dengannya mereka tiru, dan penglihatan-penglihatan ini melakukan ini dengan kesukaran. Tetapi di waktu sebelumnya mereka melihat keindahan bersinar di dalam kecmerlangan, ketika, dengan teman yang terberkati, kita mengikut di dalam kereta Zeus, dan yang lainnya di dalam beberapa dewa yang lain, mereka melihat pemandangan yang terberkati dan penglihatan dan dihadapkan kepada ia yang secara benar dinamai misteri-misteri yang paling terberkati, yang kita rayakan di dalam sebuah keadaan penyempurnaan, saat kita tanpa pengalaman dari keburukan-keburukan yang menanti kita di masa yang akan datang, diizinkan sebagaimana dihadapkan kepada pengamatan kepada sosok-sosok yang sempurna dan sederhana dan tenang dan berbahagia, yang kita lihat di dalam cahaya yang murni, saat diri kita sendiri murni dan tidak terkubur di dalam yang kita bawa ini yang kita namai tubuh, yang di dalamnya kita terpenjara seperti kerang di dalam cangkang. Sedemikian, sehingga, di dalam penghormatan kepada ingatan, di hal yang sekarang telah cukup panjang aku bicarakan, melalui mengingini kegembiraan-kegembiraan dari saat yang lain tersebut. Tetapi keindahan, sebagaimana aku katakan sebelumnya, bersinar cemerlang di antara pemandangan-pemandangan itu. Dan sejak penglihatan adalah indera badan yang paling tajam, walaupun kebijaksanaan tidak terlihat oleh ia, karena kebijaksanaan akan membangkitkan cinta yang luar biasa, jika gambaran yang sedemikian jelas dianugerahkan bisa datang melalui penglihatan, dan demikian juga dengan kenyataan-kenyataan yang lain; tetapi keindahan saja yang memiliki keistimewaan ini, dan karena itu ia terlihat secara paling jelas dan yang paling elok.

(Bukan) Akhir Phaedrus.

No comments:

Post a Comment